Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai pertemuan puncak EAS (East Asia Summit) 2011 lebih relevan untuk membahas isu-isu politik dan keamanan kawasan Asia.

"Ketika EAS dilaksanakan di Indonesia tahun depan...forum itu akan lebih relevan untuk mendialogkan isu-isu politik dan keamanan di kawasan Asia," kata Presiden di Kantor Presiden Jakarta, Jumat.

Menurut Presiden, kerja sama ekonomi di kawasan telah banyak dibahas di Forum Kerjasama Asia Pasifik (APEC).

"Kita tahu bahwa sesungguhnya kerja sama ekonomi lebih banyak dibahas pada pertemuan puncak APEC," katanya.

Masuknya dua anggota baru EAS yaitu Amerika Serikat dan Rusia, kata Presiden, juga akan memberi warna baru dalam pertemuan-pertemuan EAS.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan yang hadir dalam rapat kabinet tersebut telah menyetujui usulan Presiden Yudhoyono.

"Tadi bapak Sekjen pada prinsipnya setuju dan memiliki keyakinan bahwa Indonesia akan dapat merealisaskan visi yang dimaksud, yaitu peranan yang lebih besar dari EAS," katanya.

Menurut Menlu, dalam pemaparannya di depan anggota KIB II, Sekjen ASEAN telah menyampaikan hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus oleh Indonesia dalam rangka mewujudkan tiga pilar masyarakat ASEAN.

"Sekjen ASEAN memaparkan peran dan kontribusi penting yang bisa diberikan oleh Indonesia misal dalam atasi situasi di Semenanjung Korea, Laut China Selatan dan juga perkembangan di Myanmar," katanya.

ASEAN beranggotakan 10 negara Indonesia, Brunei, Kamboja, Singapura, Vietnam, Malaysia, Laos, Filipina, Myanmar dan Thailand.
(G003/S019/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010