Jakarta (ANTARA News) - Haul (mengenang wafatnya) ke-3 mantan Presiden RI HM Soeharto diisi kegiatan sarasehan bertema "Refleksi Perjuangan Pak Harto dari Sisi Kemanusiaan" di Jakarta, Kamis (27/1) yang diikuti ratusan hadirin, termasuk para mantan pejabat di era Presiden Soeharto.

Haul HM Soeharto yang digelar Yayasan Damandiri itu, antara lain dihadiri Mantan Menko Kesra Prof Dr Haryono Suyono (ketua Damandiri), Mantan Menteri Koperasi Subiakto Tjakrawerdaya (sekretarsi Damandiri), Tommy Soeharto (putra HM Soeharto) dan sebagai narasumber mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Menteri KLH Emil Prof Dr Emil Salim dan politisi AM Fatwa.

Menurut Haryono Suyono, meski telah berpulang pada 27 Januari 2008, tetapi Pak Harto telah menjadi bagian yang penting dari bangsa dan negara Indonesia.

"Selama memimpin pemerintahan, sesuai petunjuk Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Pak Harto memimpin pembangunan yang berlandaskan kepada Trilogi Pembangunan, yaitu stabilitas keamanan, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan pembangunan yang dilaksanakan melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)," katanya.

Haryono menegaskan, berkat program Repelita tersebut, Pak Harto dinilai kalangan dunia berhasil menanamkan pondasi pembangunan yang pro-rakyat, antara lain program pertanian. "Melalui program ini, petani Indonesia mendapat kehormatan dari Organisasi Pangan Dunia (FAO)," katanya.

Selain itu, katanya, program kependudukan yang dilakukan melalui program Keluarga Berencana (KB) juga mendapat apresiasi positif dunia, sehingga menjadi Indonesia sebagai negara tujuan untuk belajar, berlatih dan studi program KB.

"Sebagai Presiden, Pak Harto juga berupaya keras mewujudkan amanat Pasal 33 UUD 1945, guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dengan kemampuannya sendiri," kata Haryono yang juga mantan Menteri Kependudukan dan Kepala BKKBN itu.

Sementara itu, Subiakto Tjakrawerdaya mengatakan, tujuan sarasehan mengenang Wafatnya HM Soeharto, yakni memanjatkan doa bagi almarhum Pak Harto, mengenang jasa-jasa almarhum bagi masyarakat dan bangsa Indonesia, sebagai ajang silaturahmi dan saling tukar pengalaman mengenai almarhum Pak Harto dalam kehidupan sehari-harinya dan prilaku almarhum sebagai manusia biasa.

Selain itu, untuk memetik manfaat berbagai keteladanan almarhum, terutama dalam aspek kemanusiaan yang berguna bagi pembangunan masyarakat dan bangsa.

Para narasumber yang berbicara dalam sarasehan, antara lain mantan Wapres Try Sutrisno yang membahas tema "Pak Harto Sebagai Prajurit Pejuang dan Sikapnya Sehari-hari"; Prof Dr Emil Salim (Pak Harto dan Langkah-Langkah Ekonomi); Mien Sugandhi, cendekia perempuan (Pandangan Pak Harto terhadap Peran Perempuan Indonesia); dr Sulastomo, MPH (Memandang Pak Harto dari Kaca Mata Wartawan); AM Fatwa (politisi) "Pandangan terhadap Pak Harto".(*)
(R009/AR09) 

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011