Surabaya (ANTARA News) - Warga yang tinggal di bantaran sungai di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, diminta mewaspadai lahar dingin Gunung Bromo mengingat masih adanya aktivitas vulkanik dan tingginya curah hujan.

"Kalau hujan turun dengan lebat, material vulkanik itu bisa berubah menjadi lahar dingin," kata Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Iman K Sinulingga, kepada wartawan di Surabaya, Jumat.

Sampai saat ini status Gunung Bromo masih Siaga (level III). "Mengingat potensi hujan masih akan terjadi dan adanya endapan material abu serta pasir vulkanik yang dapat menimbulkan terjadinya lahar, diharapkan masyarakat tetap waspada," katanya.

Menurut dia, erupsi sampai sekarang masih terus terjadi. Abu yang keluar dari kawah mengarah ke wilayah Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.

Dampak abu tersebut telah mengakibatkan gangguan terhadap aktivitas kehidupan, terutama perekonomian sehingga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan warga dan lingkungan sekitar.

Masyarakat yang terganggu akibat hujan abu vulkanik, terutama kalangan anak-anak dan masyarakat yang rentan terhadap penyakit diminta segera diungsikan ke luar wilayah sampai kondisi normal.

PVMBG juga akan melakukan kajian terhadap penyebaran abu vulkanik terkait keselamatan penerbangan, baik pesawat yang hendak tinggal landas maupun yang hendak mendarat di Bandara Juanda, Surabaya.

Iman menambahkan bahwa hasil pengamatan visual pada Kamis (3/2) pukul 00.00-06.00 WIB, erupsi masih terus menerus dan asap kawah berwarna kelabu tebal kecokelatan dengan tekanan sedang hingga kuat.

Ketinggian asap diperkirakan berkisar antara 400 hingga 800 meter yang condong ke timur dan timur laut dengan membawa material abu vulkanik.

Lontaran material pijar teramati dengan ketinggian 200 meter dari bibir kawah dan terlontar sejauh 300 meter. Suara gemuruh dan dentuman masih sering terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Bromo di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Hasil pengukuran deformasi yang menggunakan tiltmeter, saat ini tubuh Gunung Bromo mengalami inflasi sebesar lima micro radian, dan sejak 25 November hingga 14 Desember relatif stabil baik pada komponen radial maupun tangensial.(*)
(T.M038/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011