Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang cukup tinggi selama dua tahun terakhir, memicu otoritas bursa meluncurkan produk derivatif dan akan bekerjasama dengan bursa kawasan regional agar produk itu lebih diminati.

"Agar produk derivatif dapat lebih berkembang, otoritas akan bekerjasama dengan salah satu bursa kawasan regional," kata Direktur Pengembangan BEI Friderica Widyasari Dewi di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, rencananya pada akhir tahun ini pihak BEI akan meluncurkan produk derivatif berupa Kontrak Opsi Saham (KOS).

Ia memaparkan, KOS merupakan efek yang memuat hak beli atau hak jual atas Underlying Stock (saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar perdagangan seri KOS) dalam jumlah dan harga yang ditetapkan oleh Bursa untuk setiap seri KOS sebagai acuan, serta berlaku dalam periode tertentu.

Ia meyakini, produk kontrak opsi saham itu akan diminati oleh investor asing dikarenakan saat ini beberapa perusahaan manajer investasi asing sudah memiliki produk derivatif yang aset dasarnya dari saham-saham Indonesia.

"Derivatif telah menjadi instrumen investasi yang sangat diminati investor asing. Beberapa fund manager asing telah memiliki produk derivatif dengan aset dasar saham-saham di Indonesia," katanya.

Ke depan, tambah dia, perdagangan produk derivatif ini diintegrasikan ke sistem yang dipakai untuk perdagangan saham agar lebih efisien. Dengan begitu, diharapkan perusahaan-perusahaan investasi tertarik untuk bertransaksi pada produk derivatif.

Selain itu, lanjut dia, BEI meminta pemerintah untuk menurunkan pajak penghasilan derivatif lebih rendah dari sebelumnya, yaitu 2,5 persen. Tujuannya, agar banyak pengelola dana yang mengembangkan produk ini.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, menambahkan, dengan bertambahnya produk-produk yang ada di pasar modal, dapat memberi pilihan investasi bagi pelaku pasar lebih bervariasi.

Ia mengatakan, untuk lebih berkembangnya produk derivatif, BEI tengah mengintegrasikan produk derivatif dengan sistem perdagangan efek JATS-Next G (Jakarta Automatic Trading System Next Generation)

"Dengan masuknya platform perdagangan derivatif pada sistem JATS, diharapkan derivatif dapat diminati investor," ujarnya.

Ia menambahkan, perkembangan itu menunjukkan pertumbuhan bursa saham Indonesia mengalami perkembangan signifikan. Ditambah, dengan adanya produk derivatif yang merupakan salah satu instrumen investasi yang diminati oleh kalangan investor asing.

Sementara mengenai dana yang akan dialokasikan untuk mengembangkan teknologi informasi (TI) terkait sistem perdagangan, sistem perkantoran, dan pengembangan nonteknologi informasi, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bursa pada 28 Oktober 2010, disebutkan, bursa akan mengalokasikan dana senilai Rp115,94 miliar untuk 2011.
(ANT)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011