London (ANTARA) - Inggris tengah mempertimbangkan sejumlah opsi untuk memperkuat keamanan para anggota parlemen setelah salah satu anggotanya ditikam hingga tewas saat rapat dengan konstituen, kata Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel, Minggu.

Pembunuhan David Amess, dari Partai Konservatif kubu Perdana Menteri Boris Johnson, terjadi setelah lima tahun pembunuhan terhadap Jo Cox, anggota parlemen dari Partai Buruh yang merupakan pihak oposisi.

Dua tragedi itu mendorong peninjauan kembali soal pengamanan bagi politisi.

Amess (69 tahun) ditusuk berulang kali dalam serangan pada Jumat (15/10) di Leigh-on-Sea, di timur London, saat menghadiri rapat di sebuah gereja.

Polisi menciduk seorang pria Inggris berusia 25 tahun di tempat kejadian perkara atas dugaan melakukan pembunuhan. Kepolisian mengatakan yakin bahwa pria tersebut melakukan aksi maut itu seorang diri. 

“Ketua parlemen telah menyampaikan serangkaian langkah pada Jumat, demikian pula dengan kami, mengenai langkah untuk menegakkan hukum dan menjaga ketertiban,” kata Patel kepada Sky News.

“Di dalamnya terdapat opsi-opsi lain yang tengah dipertimbangkan, seperti saat Anda bertemu dengan konstituen, dapatkah Anda mendapat pengawalan dari petugas atau semacam perlindungan?,” katanya.


Sumber: Reuters

Baca juga: Polisi Inggris ringkus tersangka penusukan maut di Birmingham

​​​​​​​Baca juga: Polisi Inggris tahan pria 27 tahun terkait serangan London
​​​​​​​


 

Presiden Joko Widodo kecam aksi teror

 

Penerjemah: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021