PBB (ANTARA News) - Libya menunjuk bekas menteri luar negeri Ali Abdussalam Treki sebagai utusannya untuk PBB di New York, menggantikan duta besar yang telah meninggalkan kepemimpinan Libya, organisasi dunia itu mengatakan, Jumat.

"Sekjen (Ban Ki-moon) telah menerima korespondensi dari pemerintah Libya," kata juru bicara Martin Nesirky, seperti dikutip Reuters. "Korespondensi itu menunjuk Dr Treki sebagai orang yang mereka inginkan untuk menjabat sebagai wakil tetap mereka."

Tidak jelas apakah Treki, salah seorang penasehat kebijakan luar negeri paling senior pemimpin Libya Muamar Gaddafi, akan menerima jabatan sebagai duta besar untuk PBB itu.

Menurut teori, Gaddafi memiliki hak untuk menunjuk utusannya untuk PBB.

"Libya adalah anggota PBB yang diakui," kata Nesirky. "Ketika suatu negara mengirim surat yang menunjuk wakil tetapnya, maka orang itu adalah yang akan diakui sebagai wakil tetapnya."

Nesirky menambahkan, bagaimanapun, Treki perlu menyampaikan surat mandatnya kepada Ban di New York untuk menjadi duta besar Libya. Amerika Serikat memiliki perjanjian dengan PBB yang mencakup pengeluaran visa, tapi Washington mencadangkan hak unuk menolak visa dalam keadaan tertentu.

Tidak jelas apakah Deplu AS akan siap untk memberi Treki visa.

Di Washington, jurubicara deplu P.J. Cowley, mengatakan bahwa AS memiliki kewajiban pada PBB. "Tapi langkah pertama dalam proses ini adalah bagi Libya untuk secara otentik dan otoritatif menyatakan siapa wakil mereka," katanya.


Hal Biasa

Nesirky mengatakan para pejabat PBB sedang mempelajari surat lain dari Libya yang mengumumkan bahwa Duta Besar Abdurrahman Mohamed Shalgam dan wakilnya Ibrahim Dabbashi, yang telah meninggalkan Gaddafi, tidak lagi mewakil Libya di PBB.

"Setiap negara memiliki hak untuk mencabut atau menarik, dan hak untuk menunjuk (diplomat)," kata Nesirky, yang menambahkan bahwa (dalam kasus Libya) hal itu merupakan "keadaan yang rumit dan lebih dari luar biasa".

Dabbasi mengatakan pada Reuters bahwa itu sebagai masalah biasa baginya dan Shalgam di misi Libya di PBB di Manhattan. "Gaddafi sudah tak memiliki keabsahan," katanya. "Tak ada orang lagi akan menangapinya dengan serius."

Dabbashi mengumumkan bulan lalu bahwa ia dan pejabat lainnya pada misi itu tidak lagi bekerja untuk pemerintah Gaddafi. Pembelotannya telah menginspirasi pengumuman pembelotan yang sama oleh para pejabat Libya di seluruh dunia.

Shalgam pada awalnya menjauhkan dirinya dari para pembelot, tapi kemudian menyampaikan pidato yang berapi-api pada Dewan Keamanan PBB yang mengecam Gaddafi dan membandingkannya dengan Hitler dan Pol Pot.

Gaddafi telah menjadi sasaran kutukan internasional yang meluas setelah pasukan keamanannya menindak keras dengan kejam para pemrotes terhadap pemerintahannya.

Beberapa pemerintah asing mengatakan korban tewas mencapai beberapa ribu orang, meskipun Tripoli menyatakan jumlah sebenarnya lebih rendah dan kekerasan yang terjadi dihasut oleh Al Qaida. (S008/A023/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011