Palembang (ANTARA) - Tim dari Putera Jawa Keturunan Sumatera (Pujakesuma) dan Kesultanan Palembang Darussalam membahas pemanfaatan potensi makam para raja dan sultan kota setempat untuk edukasi sejarah dan wisata religi.

Pembahasan potensi tersebut dilakukan dalam kegiatan ziarah bersama dan diskusi di makam Ario Damar atau Ario Dilla di kawasan 20 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I Palembang, Sabtu.

Baca juga: Makam raja-raja Melayu berpotensi jadi destinasi wisata religi dunia

Ketua Pujakesuma Palembang Hernoe Roesprijadji pada kesempatan itu mengatakan dipilihnya makam Ario Dilla karena tokoh ini adalah yang legendaris, tidak hanya di Palembang tetapi juga di nusantara.

“Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1445 Ario Damar mendapat tugas dari Brawijaya V menjadi Adipati di negeri Palembang. Ketika itu dia mengawini Sendang Biduk, puteri Sultan Mughni (keturunan Demang Lebar Daun) yang beragama Islam dan berubah nama menjadi Ario Dilla," ujarnya.

Baca juga: Promosi wisata religi bisa dikemas dengan pendekatan "storytelling"

Selain itu, secara pribadi dia mendapat amanah dari gurunya untuk merawat makam Ario Dilla.

“Sudah cukup lama saya mendapat amanah dari guru saya agar merawat makam Ario Dilla ini. Oleh karena itu, saya sampaikan kepada Vebri Al Lintani pengurus Kesultanan Palembang Darussalam agar melakukan kegiatan ini. Alhamdulillah niat saya ini direspon baik oleh SMB IV Jayo Wikramo Fauwaz Diraja," ujar Hernoe yang juga Sekretaris Pengurus Wilayah NU Sumsel itu.

Baca juga: Menparekraf nilai Kalsel miliki wisata religi bertaraf dunia

Sementara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jayo Wikramo Fauwaz Diraja mengatakan pihaknya berterimakasih kepada Hernoe yang telah menunjukkan perhatiannya kepada para raja dan sultan Palembang dengan melakukan ziarah dan pembersihan.

"Menghargai para tokoh pendahulu seperti Ario Damar yang dilakukan oleh putra Jawa keturunan Sumatera di daerah ini merupakan sikap yang terpuji dan kami memberikan apresiasi setinggi tingginya," ujar Sultan Fauwaz.

Baca juga: Objek wisata Alquran Al-Akbar di Palembang dibuka kembali

Salah satu wujud dari penghargaan kepada para tokoh adalah dengan merawat makam yang merupakan bukti keberadaan mereka.

Untuk itu, ke depan Sultan SMB IV mengajak semua pihak berpartisipasi dalam merawat makam para raja dan sultan Palembang yang ada di sejumlah lokasi dalam kota pempek ini.

Sementara pengurus Kesultanan Palembang Darussalam Vebri Al LIntani menjelaskan bahwa kondisi makam para raja dan sultan di Palembang sangat memprihatinkan sehingga memerlukan gerakan bersama untuk melakukan pembenahan dan memaksimalkan pemanfaatannya.

"Satu contoh adalah makam Ario Dilla yang kita kunjungi ini. Lihatlah makam yang dengan tanpa pagar ini, berada di pelintasan lorong Buyut dan digunakan tempat parkir oleh penduduk, padahal lapangan ini menurut kuncen telah dibeli dan dihibahkan kepada Pemkot Palembang," ujar Vebri.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021