Solo (ANTARA) - Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali menyatakan pandemi COVID-19 membentuk ekonomi donat dalam negara seiring dengan perubahan dinamika manusia.

"Ekonomi donat ini artinya di tengah kosong, di pinggir gemuk. Di tengah kota dilakukan WFH (bekerja dari rumah) sehingga customer (konsumen) pindah ke rumah masing-masing. Jadi di pinggiran ekonomi jalan," katanya pada Temu Responden BI Solo 2021 di Solo, Selasa.

Oleh karena itu, dikatakannya, saat ini pasar berada di level bawah sehingga pelaku usaha harus mencari akses pasar di segmentasi ini.

"Market ini inginnya lebih murah, simpel, dan cepat pengirimannya. Segmen di bawah ini sedang digempur oleh pelaku usaha baru," katanya.

Selain itu, dikatakannya, di masa sulit seperti pandemi COVID-19 membentuk manusia lebih kreatif. Ia mengatakan pada saat ini terjadi ledakan ekonomi dan kehidupan, di antaranya ledakan kreativitas, ledakan kolaborasi, ledakan kecerdasan, dan ledakan open science.

"Untuk ledakan open science ini seperti salah satunya bagaimana menghasilkan vaksin dalam waktu sebelas bulan," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Surakarta Nugroho Joko Prastowo mengatakan di masa pandemi COVID-19 ini semangat pemulihan ekonomi harus ditopang oleh suatu kebijakan yang mendukung. Meski demikian, dikatakannya, dalam penyusunan kebijakan perlu takaran yang sesuai agar pertumbuhan ekonomi juga pas.

"Tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dosis yang tepat ini didapatkan pihak Bank Indonesia dari berbagai masukan dan informasi yang akurat oleh pelaku usaha, baik korporasi maupun ritel," katanya.

Terkait dengan kondisi ekonomi pada saat ini, dikatakannya, sudah cukup baik. BI mencatat pada triwulan II pertumbuhan ekonomi mencapai tujuh persen.

"Meski pada triwulan ketiga sempat turun lantaran ada PPKM, namun tetap positif. Pada triwulan keempat ini kami optimistis pertumbuhan ekonomi bakal terkerek lagi," katanya.***1***

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021