Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Dr. Yang Mee Eng mengatakan kolaborasi lintas sektor penting untuk membantu mewujudkan ekosistem digital yang inklusif di kawasan Asia Tenggara.

"Kolaborasi dan kemitraan seperti ini penting dan menjadi hal yang penting dan krusial untuk masa depan, mengingat masa depan kita akan tidak jauh dengan digitalisasi dan peran teknologi, sehingga, mau tidak mau, kita membutuhkan mitra," kata Dr. Yang kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

"Di yayasan ini, kami memiliki banyak ahli, dan kami terdiri dari banyak badan pemerintahan. Para ahli kita pun bekerja dengan sektor swasta. ASEAN Foundation selalu mendukung komunitas Asia Tenggara untuk berkolaborasi bersama, tak terkecuali dengan pihak swasta," imbuhnya.

Baca juga: Teknologi digital pererat hubungan diplomatik Indonesia-China

Baca juga: Huawei MatePad 11 hadirkan warna baru, ruang penyimpanan lebih besar


Baru-baru ini, ASEAN Foundation menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi Huawei, untuk menyelenggarakan “The ASIA Pacific Innovation Day - Digital Talent Summit 2021” untuk membahas dan menjawab kebutuhan SDM TIK di seluruh ASEAN.

KTT ini menyatukan para pakar Huawei, pemerintah ASEAN, dan pembuat kebijakan, organisasi think tank, dan akademisi di seluruh ASEAN.

"Kemitraan ini adalah capaian baru bagi ASEAN Foundation karena kami sudah melakukan proyek-proyek, serta untuk membangun platform dan ekosistem digital. Kolaborasi saat ini adalah untuk melengkapi inisiatif kami," kata Dr. Yang.

"Kami tidak akan berhenti di sini karena ini masih permulaan. Mengingat pandemi sudah berjalan 1,5 tahun, ini adalah momen kita semua untuk maju ke depan," ujarnya menambahkan.

Kemitraan dengan perusahaan teknologi seperti Huawei, lanjut dia, merupakan salah satu upaya untuk mengimbangi dan mendukung aspek yang mungkin dirasa kurang, seperti misalnya penyediaan teknologi hingga pembangunan infrastruktur dan talenta digital.

"Karena resources kami terbatas, kedua pihak bisa mendukung satu sama lain. Misalnya Huawei, yang memiliki teknologi, dan kami membutuhkan partner yang mendukung kita semua ke ekosistem (digital) yang lebih baik, membuka kesempatan kerja baru, dan inklusif," papar Dr. Yang.

Saat ditanya apakah ia optimistis dengan akselerasi ekosistem digital di Asia Tenggara, Dr. Yang mengatakan hal tersebut telah terjadi di kawasan ini. Hanya saja, ia menilai ASEAN harus lebih terbuka dengan peluang-peluang baru di luar sana.

Menurut dia, banyak jenis pekerjaan baru yang terlahir di kala pandemi, namun, tidak ada yang mengambil peluang tersebut. Hal yang harus dilakukan adalah menyiapkan infrastruktur dan talenta digital, sehingga digitalisasi menjadi hal yang awam dan tidak mengejutkan bagi orang banyak.

"Saya yakin bahwa digitalisasi akan diadaptasi oleh komunitas ASEAN di masa depan, dan kawasan ini akan menjadi besar dalam hal ekonomi di dunia digital, dan saya yakin kita semua bisa menuju ke target tersebut," kata Dr. Yang.

Baca juga: Kesenjangan masih jadi tantangan akselerasi digital di ASEAN

Baca juga: Pendapatan Huawei anjlok, kontras dengan Apple

Baca juga: BRIN gandeng swasta tingkatkan riset dan pengembangan teknologi

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021