Gelar operasi siaga tempur laut itu dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, ditandai dengan upacara pemberangkatan secara militer dengan inspektur upacara Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah.
Operasi yang akan berlangsung enam bulan itu melibatkan unsur-unsur lima kapal perang, helikopter TNI AL jenis Bolkow, satu tim Komando Pasukan Katak, satu tim Intai Amfibi Marinir, satu tim Kesehatan, dan dua tim "Repair".
Mayjen TNI Hambali mengatakan, "Arung Pari-11" merupakan implementasi tugas operasi militer untuk perang (OMP) yang dilakukan Komando Armada RI Kawasan Barat selaku Kotama Operasi TNI dengan tujuan menjaga kedaulatan Negara dan penegakkan hukum di laut.
"Operasi ini akan berlangsung selama sekitar enam bulan dan terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia bagian barat, terutama di daerah rawan yang strategis sebagai antisipasi dan penangkalan dari berbagai kemungkinan ancaman yang timbul," katanya.
Hambali mengemukakan, kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada di silang dua benua dan dua samudera memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap pelanggaran kedaulatan negara dan hukum di laut.
"Kerawanan dan pelanggaran tersebut seperti konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, terorisme, `sea robbery`, `illegal fishing`, `illegal trafficking` dan kegiatan ilegal lainnya," kata Hambali.
Untuk itu, tambah Asops Panglima TNI, Operasi Siaga Tempur Laut dengan nama sandi "Arung Pari-11" yang dilaksanakan oleh unsur-unsur TNI AL merupakan tugas kehormatan yang memiliki makna strategis dalam rangka menjaga kepentingan dan kedaulatan negara.(*)
(L.R018*U002/N002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011