Jakarta, 29/3 (ANTARA) - Sebagai tuan rumah sidang keenam Inter Governmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO (IGC-ICH UNESCO) atau Komite Antar-Pemerintah tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO yang akan berlangsung di Bali pada November 2011, posisi Indonesia semakin penting yakni sebagai tim penilai UNESCO yang akan menilai  usulan nominasi mata budaya takbenda dari 142 negara anggota untuk disertifikasi.

     "Ketika kita mengajukan batik dan angklung ke UNESCO  ada tim penilainya dan Indonesia hanya bisa menunggu hasilnya. Tapi sekarang  Indonesia masuk tim penilai. Kita ikut getok palu untuk memutuskan, "kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Ir. Jero Wacik, SE kepada wartawan seusai menandatangani usulan nominasi karya budaya Indonesia (tari tradisional Bali, noken kerajinan tangan dari Papua,  dan Taman Mini Indonesia Indah/TMII) ke UNESCO  di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kantor Kementerian Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Senin (28/3).

     Menurut Menbudpar Jero Wacik selain sebagai tuan rumah Inter Governmental Committee dan ketua penyelenggara, Indonesia menjadi  anggota komite subsidiary body dan consultative body, "Sehingga  dalam sidang Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Bali mendatang saya juga akan ikut mengetuk palu dalam menentukan mata budaya mana yang diakui secara internasional oleh UNESCO," kata Menbudpar.

     Indonesia telah mendaftarkan beberapa mata budaya ke UNESCO antara lain The Cultural Landscape of Bali Province (Pura Taman Ayun, Situs-situs DAS Pakerisan, dan Sawah Terasering Jatiluwih) dan tari Saman Aceh yang oleh UNESCO telah ditetapkan dalam kategori Daftar Perlindungan Mendesak (Urgent Safeguarding List) dan tinggal menunggu keputusan sidang UNESCO di Bali pada November 2011.

     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka.Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata


Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011