Jakarta (ANTARA News) - Perolehan laba bersih PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sepanjang 2010 tercatat Rp10 miliar atau merosot hingga 89,79 persen dari sebelumnya sebesar Rp98 miliar.

Presiden Direktur BTEL Anindya Bakrie di Jakarta, Kamis, mengatakan, menurunnya laba perusahaan akibat pembayaran beban bunga dan depresiasi yang melonjak berbarengan dengan investasi untuk persiapan BTEL.

"Kendati laba turun, BTEL mencatat pembayaran utang sindikasi sebesar 145 juta dolar AS yang seharusnya jatuh tempo pada 2012 untuk memperbaiki struktur permodalan," katanya.

Ia menambahkan, pendapatan BTEL sebesar Rp3,77 triliun pada 2010 naik dibanding periode sebelumnya yang sebesar Rp3,435 triliun.

Ia mengatakan, kinerja operasional perusahaan lebih baik dengan peningkatan pangsa pasar pendapatan BTEL di kategori fixed wireless access (FWA) menjadi 55 persen di tahun 2010, dan kinerja saham BTEL yang meningkat 573 persen selama Januari 2009 - Maret 2011.

Bila ditambah dengan lisensi selular, kata dia, maka BTEL akan memasuki pangsa pasar seluler yang jauh lebih besar yaitu mencapai Rp83 triliun, terutama dibanding FWA yang hanya Rp6.6 triliun.

Menurutnya, dengan investasi yang cukup besar pada 2009 dan 2010, 40 persen pendapatan BTEL ke depannya akan didominasi oleh data.

Ia menambahkan, transisi dari suara ke data sangat sesuai dengan tren konsumen di Indonesia yang semakin menggunakan telepon genggam tidak hanya untuk berkomunikasi tapi juga untuk bekerja, belajar, mencari hiburan bahkan untuk berbelanja.

"Untuk itulah Grup kami mengalokasikan dana inkubasi Rp100 miliar yang mulai diluncurkan tahun ini agar semakin banyak aplikasi buatan technopreneur lokal yang bisa dipasarkan melalui jaringan BTEL," tegas Anin.

Anin mengatakan, program inkubasi untuk pengusaha baru telematika diharapkan menjadi salah satu pilar utama dalam menunjang visi BakrieTMT2015. Khususnya dalam menambah jumlah ragam dan kualitas konten, sambil memberdayakan potensi industri telematika nasional.
(ZMF)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011