Jakarta (ANTARA) - Warga pada lima lingkungan Rukun Warga (RW) kawasan Joglo Kembangan, Jakarta Barat memanfaatkan minyak goreng bekas pakai atau jelantah untuk meningkatkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan ekonomi.

Warga menjual minyak jelantah itu seharga Rp3.300 per liter kepada anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Joglo.

Baca juga: 805 kilogram limbah minyak dikumpulkan dari Pulau Pramuka dan Panggang

"Per liternya kita hargai Rp3.300 dan uangnya ada yang diambil langsung dan ada yang ditabung," kata Wakil Ketua Kelompok Kerja (Pokjak) 3 PKK Kelurahan Joglo Renawati di Jakarta, Senin.

Renawati mengatakan kegiatan warga menjual minyak jelantah ini sudah berlangsung sejak enam bulan lalu yang juga bertujuan untuk mengurangi jumlah minyak jelantah menyebabkan pencemaran lingkungan.

Warga pun dinilai antusias dengan adanya program tersebut lantaran pemasukan dari hasil menjual minyak jelantah terbilang lumayan.

Renawati mengungkapkan pihak PKK tingkat kelurahan bisa mengumpulkan 47 liter minyak jelantah per pekan dari warga Joglo.

"Jadi memang cukup antusias. Karena memang ada nilai ekonomisnya," tutur Renawati.

Baca juga: Dinas LH periksa 12 perusahaan minyak goreng di Jakarta

Nantinya, pihak PKK tingkat RW menampung seluruh minyak jelantah warga selama sepekan. Setelah ditampung, minyak tersebut akan dibawa ke tempat penampungan di Kelurahan Joglo.

Setelah semua minyak pada lima RW terkumpul, pihak kelurahan akan memanggil Rumah Sosial Kutub sebagai pengelola limbah guna mengambil minyak jelantah tersebut.

Ke depannya, pihak Renawati berencana melatih pengolahan minyak jelantah menjadi sabun kepada PKK tingkat RW. Hal tersebut dilakukan agar warga bisa mengolah minyak tersebut sebagai barang yang layak dipakai ataupun dijual.

"PKK tingkat kelurahan sudah mendapatkan pelatihan tersebut. Insya Allah tahun depan akan dilakukan pelatihan ke PKK tingkat RW supaya semua bisa mengolah minyak jelantah," ujar Renawati.

Baca juga: Jakarta Serius Bahas Pencemaran Laut Timor

Pewarta: Walda Marison
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021