"Kita jangan menduga-duga dulu, serahkan semua pada penyelidikan aparat di lapangan. Kita kan ingin semua bisa terungkap secara tuntas dan cepat," ujar Kapolri.
Jakarta (ANTARA News)- Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Sutanto mengatakan, pihaknya tidak berencana mengganti Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Brigjen (Pol) Oergoseno, menyusul aksi peledakan bom di sebuah pasar tradisional di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), di pengujung tahun lalu. "Tidak ada itu, kalau penguatan pasukan iya," katanya, usai menghadiri rapat bidang politik, hukum dan keamanan (Polhukam) terbatas di Jakarta, Senin petang. Polri, tambah dia, akan berusaha keras mengungkap tuntas insiden yang menewaskan tujuh orang dan 54 orang lainya luka-luka itu. "Karena itu, kami telah mengirim pasukan tambahan dari Mabes Polri ke Palu, untuk memperkuat pasukan yang telah ada," ujarnya. Tentang berapa personel tambahan yang dikirim, Sutanto mengatakan jumlahnya cukup untuk membantu proses penyidikan dan penyelidikan di lapangan. "Semua pihak hendaknya bersabar, biarkan aparat bekerja semaksimal mungkin untuk mengusut tuntas kejadian itu," katanya. Mengenai kelompok independen yang diduga menjadi dalang insiden itu, Kapolri mengatakan, semua pihak diharapkan tidak menduga-duga keterlibatan atau keterkaitan kelompk tertentu dengan aksi peledakan itu. "Kita jangan menduga-duga dulu, serahkan semua pada penyelidikan aparat di lapangan. Kita kan ingin semua bisa terungkap secara tuntas dan cepat," ujarnya. Sebuah bom berdaya ledak tinggi mengguncang pasar tradisional daging babi di Jalan Pulau Sulawesi, Kampung Maesa, Kecamatan Palu Selatan, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu lalu, sekitar pukul 07.00 Wita. Sebuah bom lainnya yang ditemukan di lokasi yang sama tidak sempat meledak. Ledakan bom terkait menewaskan tujuh orang dan melukai 54 orang lainnya yang tengah melakukan aktivitas jual-beli di pasar itu. Tujuh korban tewas adalah pasangan suami-istri Yopy Mononege (42) dan Meiso (38), pasangan suami-istri Sersan Kepala Tasman (40) dan Poste Dina Manis (42), Agustina Ester Mande (37), Bambang Wiyono Saputra (50), dan Yakolina Timang (42). Tiga dari korban, yaitu Agustina, Tasman, dan Dina, tewas di lokasi kejadian, dan empat lainnya tewas di rumah sakit. Kondisi mereka mengenaskan. Korban luka sampai kemarin masih dirawat di lima rumah sakit di Palu, yaitu RS Undata, RS Budi Agung, RS Bhayangkara, RS Bala Keselamatan, dan RS Wirabuana. Rapat terbatas Polhukam itu dihadiri, Kepala Polri Jenderal Sutanto, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006