Damaskus (ANTARA News) - Ribuan prajurit Suriah yang didukung tank menyerbu kota bergolak Daraa, Senin, menewaskan sedikitnya 25 orang, kata beberapa saksi, sementara aktivis hak asasi ternama menuduh Damaskus memilih "penyelesaian militer" untuk mengatasi perbedaan pendapat.

Pasukan melancarkan serangan ke daerah-daerah pinggiran Damaskus, Douma dan Al-Maadamiyeh, kata saksi, dan ketua organisasi HAM PBB mengecam apa yang disebutnya tindakan pasukan keamanan yang mengabaikan kehidupan manusia.

AS, yang berulang kali mengecam penindasan Suriah terhadap protes, sedang mempertimbangkan sanksi-sanksi pada Damaskus, kata seorang pejabat di Washington.

Amman mengatakan, Suriah menutup perbatasannya dengan Yordania dalam sebuah pernyataan, namun hal itu dibantah oleh kepala bea cukai Suriah Mustapha Bukai.

Aktivis Abdullah Abazid mengatakan kepada AFP melalui telefon dari Daraa, pasukan Suriah menyerang kota selatan itu di dekat perbatasan dengan tembakan artileri berat dan "sedikitnya 25 orang mati syahid".

"Masih ada mayat yang bergeletakan di jalan," kata aktivis itu, di sela-sela suara ledakan keras dan tembakan senapan.

Sekelompok aktivis mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada media, "lebih dari 25 orang tewas namun tidak ada yang bisa menjangkau mereka karena pemboman gencar" dan hanya tujuh mayat yang yang telah dibawa.

Mereka diidentifikasi dengan nama mereka dan mencakup seorang ayah dan dua putranya, kata pernyataan itu, yang menuduh pasukan Suriah melepaskan tembakan anti-pesawat secara membabi-buta.

"Komandan Korps Angkatan Darat Ketiga, Kamal Ayyash, seorang warga Daraa, ditangkap karena ia memprotes pembunuhan itu," kata pernyataan itu.

Seorang warga sebelumnya menyatakan melihat lima orang tewas ketika mobil mereka diberondong tembakan di Daraa, dimana protes anti-rejim meletus enam pekan lalu.

Abazid mengatakan, Daraa "terlihat seperti sebuah medan tempur".

Militer menguasai sedikitnya dua masjid di kota itu serta tempat pemakaman dimana puluhan orang yang tewas dalam protes anti-pemerintah dimakamkan, kata para aktivis.

Menurut mereka, penyerbuan itu dimulai pada fajar hari ketika 3.000 hingga 5.000 prajurit dan aparat keamanan memasuki Daraa, dengan tank-tank yang mengambil posisi di pusat kota dan penembak gelap ditempatkan di atap-atap bangunan.

Penumpasan besar-besaran juga dilakukan di Douma, sebuah daerah pinggiran di Damaskus utara, dan di Al-Maadamiyeh yang berdekatan, kata aktivis yang dihubungi melalui telefon.

Sejumlah orang ditangkap sejak Minggu, kata seorang warga yang dihubungi AFP.

Sekitar 390 orang tewas dalam penumpasan oleh pasukan keamanan sejak protes meletus, kata aktivis HAM dan saksi.

Namun, hanya puluhan orang yang secara resmi dinyatakan tewas dalam lingkaran kekerasan itu.

Suriah sejak pertengahan Maret dilanda protes yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menuntut reformasi besar-besaran di negara yang dikuasai Partai Baath selama hampir 50 tahun itu.

Pemerintah mengumumkan serangkaian langkah reformasi dalam upaya menenangkan pemrotes, termasuk pembebasan tahanan dan rencana membuat undang-undang baru mengenai media dan perizinan bagi partai politik.

Assad juga memutuskan mencabut undang-undang darurat, yang disusun pada Desember 1962 dan diberlakukan sejak Partai Baath berkuasa pada Maret 1963.

Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk Suriah, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011