Bagi BPS menjadi bagian penting untuk hadir mendampingi desa dan aparatnya tentang pentingnya statistik dalam pembangunan di desa
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan penghargaan kepada sepuluh Desa Cinta Statistik (Desa Cantik) Terbaik Tahun 2021 sebagai upaya meraih satu target pembangunan RPJMN 2019-2024 yaitu mewujudkan desa mandiri yang menunjang pembangunan nasional.

"Bagi BPS menjadi bagian penting untuk hadir mendampingi desa dan aparatnya tentang pentingnya statistik dalam pembangunan di desa," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam acara Award Desa Cantik bertajuk "Dari Data Menuju Sejahtera" di Jakarta, Senin.

Margo mengatakan BPS mendampingi desa untuk meningkatkan peran statistik agar desa bisa melakukan perencanaan pembangunan sesuai potensi masing-masing sehingga terwujud desa yang sejahtera.

Terlebih lagi, sebenarnya desa memiliki sistem informasi yang mumpuni namun belum termanfaatkan secara maksimal mengingat produk data desa belum terstandardisasi dan terbarukan secara berkesinambungan.

Selain itu, pemanfaatan dana desa untuk pengelolaan statistik dan data juga belum optimal sehingga BPS berusaha berperan dengan melakukan pembinaan sejalan Perpres No 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia.

"Ini selaras dengan rencana strategis BPS yaitu melakukan pembinaan terkait sistem statistik nasional yang berkesinambungan," ujarnya.

Program Desa Cantik ini dimulai oleh BPS pada Februari 2021 kepada 100 desa terpilih di Indonesia yang kemudian dilakukan pembinaan statistik oleh kantor BPS di daerah.

Tahapan proses statistik dimulai dengan mengiventarisasikan kebutuhan data dan BPS mendampingi pihak desa dalam menyusun instrumen pengumpulan data.

Selanjutnya dilakukan pengumpulan data serta pengolahan, analisis dan diseminasi data sekaligus manajemen kualitas data hingga akhirnya data tersebut dimanfaatkan dalam berbagai kebijakan pembangunan desa.

Penilaian sepuluh Desa Terbaik berdasarkan desk evaluation atau penilaian capaian pelaksanaan pembinaan kepada desa melalui laporan yang disusun oleh pembina dan BPS daerah.

Penilaian juga dilakukan berdasarkan internal assessment yakni penilaian internal dari BPS provinsi yang memonitor pelaksanaan pembinaan serta field evaluation yaitu kunjungan langsung sekaligus mengonfirmasi hasil desk evaluation.

Sepuluh desa terbaik tersebut adalah Kelurahan Beringin Jaya, Pagar Alam, Sumatra Selatan; Desa Karya Makmur, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung; Desa Pangalengan, Bandung, Jawa Barat; dan Desa Maduretno, Wonosobo, Jawa Tengah.

Kemudian Desa Tamansuruh, Banyuwangi, Jawa Timur; Desa Pesanggrahan, Batu, Jawa Timur; Desa Kutuh, Badung, Bali; Desa Mujur, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat; Desa Apung, Bulungan, Kalimantan Utara; dan Desa Kota Raya Selatan, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

Sebagai contoh untuk Desa Apung di Bulungan, Kalimantan Utara membuat buku monografi desa dan transfer knowledge proses bisnis statistik kepada agen statistik desa.

Untuk Desa Maduretno di Wonosobo, Jawa Tengah melakukan direktori data desa untuk data kependudukan dan data spasial serta membuat aplikasi tabulasi dan pemutakhiran data.

Untuk Desa Pesanggrahan di Batu, Jawa Timur membuat buku profil desa dan monografi desa serta pendataan ad-hoc bagi penerima serta program desa wisma PKK.

Baca juga: Ketua DPD RI berharap Desa Cantik BPS perkuat Satu Data Indonesia
Baca juga: BPS sebut jumlah desa tertinggal berkurang 6.526 desa
Baca juga: BPS: Gini ratio Indonesia naik jadi 0,385, naik di kota maupun desa

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021