Beijing (ANTARA News) - China, Kyrgyzstan dan Tajikistan menggelar latihan gabungan antteror di wilayah barat Xinjiang yang bergolak di mana kemarahan terhadap Beijing telah membuat polisi terus diserang, kata media pemerintah seperti dikutip AFP, Sabtu.

Latihan sehari pada Jumat itu ditujukan sebagai upaya koordinasi yang lebih baik antar negara untuk "mencari dan menindak teroris di daerah perbatasan", lapor kantor berita resmi Xinhua.

Latihan itu bertujuan membantu negara-negara dalam menanggapi "tiga kekuatan jahat" yakni terorisme, separatisme dan ekstremisme yang berasal dari ancaman separatis Muslim di Xinjiang, kata seorang juru bicara badan antiterorisme China.

Para separatis adalah ancaman umum terhadap negara peserta latihan, tambahnya.

Latihan, dengan kode sandi "Tianshan-II", adalah yang kedua mengambil tempat di Xinjiang di bawah Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), kelompok enam negara yang dibentuk pada tahun 2001 dengan agenda luas mulai dari antiterorisme sampai kerjasama ekonomi.

Ratusan polisi dan pasukan khusus dari China dan Kazakhstan turut ambil bagian dalam latihan sekelas "Tianshan-I" pada 2006 di Xinjiang.

Wilayah ini telah dilanda banyak serangan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir yang biasanya ditujukan kepada polisi.

Banyak penduduk etnis wilayah Muslim Uighur menuduh Beijing melakukan penindasan dan diskriminasi dalam pendidikan dan pekerjaan, selain juga membenci masuknya para migran baru-baru ini dari kelompok etnik China mayoritas Han.

Pada Juli 2009, ibu kota Xinjiang Urumqi diguncang oleh aksi kekerasan Uighur terhadap Han sebagai kerusuhan etnis China terburuk dalam beberapa dekade.

Hampir 200 orang tewas dan 1.700 lainnya cedera, kata pemerintah.(*)

H-AK

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011