Jakarta (ANTARA News) - Diagnosis penyakit yang sering terlambat sehingga berakibat pemberian terapi yang tidak akurat menjadi penyebab meningkatnya jumlah penderita Lupus atau Odapus, kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih.

"Sejumlah penyebab pesatnya peningkatan jumlah Odapus setiap tahun juga dipengaruhi penurunan kualitas pelayanan dan peningkatan masalah yang dihadapi penderita," kata Menkes Endang dalam sambutannya yang dibacakan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes Supriyantoro pada Malam Renungan Memperingati Hari Lupus Sedunia 10 Mei di Taman Menteng Jakarta, Sabtu, yang dihadiri ratusan Odapus dari berbagai daerah.

Masalah lain yang timbul adalah belum terpenuhinya kebutuhan penderita Lupus dan keluarganya tentang informasi penyakit itu.

Selain itu juga pendidikan dan dukungan yang terkait dengan penyakit Lupus belum terlalu memadai.

"Oleh karena itu penting meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk penyakit Lupus terhadap kesehatan serta dampak psikologi dan sosial terhadap penderita maupun keluarganya," kata Menkes.

Saat ini penderita Lupus di dunia mencapai lima juta orang yang sebagian besar perempuan usia 15-44 tahun. Prevalensi pada berbagai populasi berbeda-beda bervariasi antara 3-400 orang per 100 ribu penduduk.

Jumlah penderita LUpus atau Odapus semakin meningkat pesat setiap tahun.

Setiap tahun ditemukan lebih dari 100 ribu penderita baru. Di Amerika Serikat, berdasarkan data "Lupus Foundation of Amerika", pada 2009 terdapat satu sampai dua juta Odapus dengan pertumbuhan hampir 16 ribu orang setiap tahun.

"Di Indonesia jumlah penderita Lupus secara tepat belum diketahui tetapi diperkirakan mencapai jumlah 1,5 juta orang, yang belum semua teridentifikasi menderita Lupus," kata Menkes.

Penyakit Lupus merupakan penyakit peradagngan kronis multisistem yang penyebabnya diduga karena perubahan sistem imunitas tubuh.

Penyakit ini ditandai dengan peningkatan sistem kekebalan tubuh sehingga antibodi yang seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri maupun virus yang masuk ke dalam tubuh berbalik merusak organ tubuh itu sendiri.

Manifestasi penyakit ini beragam mulai dari kerusakan organ utama ginjal, hati, paru-paru dan jantung sampai dengan jaringan tubuh lainnya seperti kulit, persendian, otot, darah dan pembuluh darah.(*)
(T.A025/N002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011