Jalur kereta dengan 13 stasiun itu terhubung ke arteri vertikal China di jalur kereta Beijing-Hong Kong
Jakarta (ANTARA) - Sebuah kereta peluru berangkat dari Ganzhou di Provinsi Jiangxi, China timur, menuju kota metropolitan Shenzhen di selatan pada Jumat (10/12) pagi waktu setempat, menandai dimulainya operasi resmi jalur kereta cepat yang baru.

Memiliki rentang total 434 kilometer dan kecepatan yang dirancang mencapai 350 km per jam, jalur kereta cepat Ganzhou-Shenzhen memangkas perjalanan kereta api yang ada saat ini yaitu lebih dari lima jam menjadi satu jam 49 menit dengan kecepatan tertinggi.

Jalur kereta dengan 13 stasiun itu terhubung ke arteri vertikal China di jalur kereta Beijing-Hong Kong.

Peluncuran jalur kereta ini, yang menghubungkan basis revolusioner lama Ganzhou dan Zona Ekonomi Khusus Shenzhen, mengakhiri sejarah Ganzhou yang tidak memiliki koneksi kereta cepat ke provinsi tetangganya, Guangdong.

Zhong Meidi, pengelola sebuah penginapan di Ganzhou, mengatakan bahwa jalur kereta itu diharapkan dapat meningkatkan prospek pariwisata di wilayah tersebut.

"Banyak tamu saya berasal dari kota Shenzhen dan Guangzhou di Guangdong. Dengan dibukanya jalur kereta cepat, kami yakin dapat memperoleh keuntungan dalam pengembangan industri penginapan kecil," katanya, seraya menambahkan bahwa kini dia berharap untuk membuka lebih banyak rantai bisnis.

Ganzhou kaya akan sumber daya situs-situs revolusi dan objek wisata alam, dan sedang menyambut peluang untuk pembangunan pesat.

Kini, Ganzhou menjadi pusat jalur kereta api, jalan raya, dan transportasi pengiriman di sepanjang Sungai Yangtze. Kota tersebut telah membuka 19 rute kereta kargo yang menghubungkan 26 kota di 11 negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra.

Pewarta: Xinhua
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021