Surabaya (ANTARA News) - Unit Reserse Mobil (Resmob) Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis menembak mati seorang penjambret yang kerap beraksi di atas kereta api (KA).

Pelaku berinisial Mam alias Put (42), warga Kertosono, tewas setelah dua peluru bersarang di dada sebelah kanan dan kiri.

"Polisi sudah memberi tembakan peringatan, tapi pelaku malah mengancam menggunakan senjata tajam. Makanya kami terpaksa menembaknya," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Coki Manurung kepada wartawan di kamar jenazah RSU dr Soetomo, Jalan Karangmenjangan, Surabaya.

Berdasarkan catatan kepolisian, pelaku ternyata residivis atas kasus yang sama dan dikenal tidak ragu-ragu untuk melukai korbannya jika melawan. Pada akhir tahun 2010, pelaku pernah mendekam di tahanan setelah disergap aparat Polsek Gubeng.

Hanya saja, kata Coki, dalam setiap aksinya pelaku tidak menunjukkan bahwa dirinya seorang penjahat. Wajahnya yang tidak sangar, serta pakaiannya yang rapi membuat penumpang di atas kereta api tidak menyangka bahwa dia seorang pelaku. Ketika ditembak pun, Mam berpakaian sangat rapi, berkemeja batik, berjaket kulit, bercelana kain, dan bersepatu.

"Modusnya berpura-pura sebagai penumpang kereta api pada umumnya dan menghilangkan kesan garang, padahal pelaku ini sangat sadis. Ia tidak segan-segan melempar korban dari kereta api kalau tidak mau memberikan hartanya," tukas mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Jatim tersebut.

Selama enam bulan terakhir, dari data yang dimiliki petugas, pelaku sudah beraksi sebanyak 21 kali. Mayoritas korban tidak melapor karena usai beraksi ia langsung turun dari kereta. Ini karena semua aksinya dilakukan antara Stasiun Gubeng hingga Stasiun Wonokromo, yang mana kereta tidak berjalan dengan kecepatan tinggi.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Anom Wibowo mengatakan, setiap menjalankan aksinya, pelaku tidak ditemani rekannya.

"Artinya, pelaku beraksi sendirian. Tapi dia juga memiliki komplotan spesialisasi kereta api. Kami masih memburu yang lainnya," papar Anom.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011