London (ANTARA News/Reuters) - Kandidat Presiden FIFA Mohamed Bin Hammam mengkritik Sepp Blatter pada Kamis karena bertindak sendirian soal penggelontoran dana sebesar 20 juta dolar AS kepada Interpol untuk membantu memerangi tindak kejahatan pengaturan pertandingan, sembari mengklaim bahwa ide seperti itu tidak pernah disetujui dalam komite eksekutif FIFA.

Sepp Blatter, yang saat ini tengah ditantang oleh Bin Hammam dalam proses pemilihan Presiden FIFA ada 1 Juni mendatang, mengumumkan inisiatif kerjasama dengan interpol pada Minggu dalam rangka memerangi judi ilegal dan pengaturan pertandingan yang dapat mengancam integritas olah raga itu secara global.

Namun hal itu bagi Bin Hammam (62) tidak pernah dibicarakan sebelumnya dengan para anggota eksekutif FIFA, sebagaimana yang ditulisnya di situs pribadinya www.mohamedbinhammam.com,

Bagi Interpol itu merupakan dana hibat terbesar yang pernah diterima oleh organasasi itu dari sebuah institusi non-pemerintah.

Bin Hammam juga mengatakan bahwa meskipun nama baik FIFA sekali lagi telah diseret ke jurang kenistaan oleh tuduhan yang dilontarkan oleh David Triesman di London pekan ini, dia tidak percaya bahwa organisasi itu adalah sarang koruptor.

Dia melanjutkan dengan menulis: "Saat ini, Presiden telah mengambil terlalu banyak peranan Eksekutif, sebagaimana yang dibuktikan oleh pengumuman inisiatif donasi sebesar 20 juta dollar AS bagi Interpol.

Bin Hammam juga menulis: "Bayangkan, FIFA membiayai kegiatan Interpool!"

"Keputusan itu diambil secara sebelah pihak oleh Presiden FIFA dan tidak dibicarakan terlebih dahulu dalam Komite Eksekutif," tulis bin Hammam lagi.

"Ini hanyalah sebuah contoh berikut dari perbuatan rezim FIFA yang menjalankan kepemimpinannya dalam sepak bola berdasarkan apa yang dipandangnya tepat saja, bukan dengan cara-cara yang seharusnya dia lakukan yaitu dengan menggelar sesi dengar pendapat dengan para pimpinan kolektif FIFA?," tulisnya.

Etik FIFA tengah menjadi sorotan pekan ini ketika Triesman, mantan ketua delegasi Inggris untuk piala dunia 2018 menuduh empat anggota komisi eksekutif meminta suap sebagai pengganti suara yang akan mereka berikan untuk Inggris agar dapat memenangi pertarungan hak menjadi tuan rumah piala dunia 2018.

Dua anggota lain dituduh telah menerima suap untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah piala dunia 2022 sementara dua orang lagi telah dibekukan keanggotaan mereka dalam komite Eksekutif FIFA karena menjual suara-suara mereka.

Blatter menegaskan bahwa dia menginginkan investigasi mendalam terhadap dugaan korupsi terakhir yang dilontarkan oleh petinggi FA sebelum dia maju dalam proses pemilihan Presiden FIFA melawan Bin Hammam yang akan diadakan pada 31 Mei dan 1 Juni nanti.(*)

(H-OKS/A020)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011