Pekanbaru (ANTARA News) - Pasangan calon walikota dan wakil walikota Pekanbaru Septina Primawati Rusli-Erizal Muluk (BERSERI) mengajukan pengaduan kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) di Jakarta, Senin, terkait dugaan pelanggaran Pemilukada Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru yang dilakukan pasangan Firdaus-Ayat Cahyadi (PAS).

Anggota Tim Kampanye Septina-Erizal, Abu Bakar Siddik mengemukakan hal itu kepeda pers di Jakarta, Senin.

Abu Bakar mengatakan, berdasarkan hasil rekap perhitungan suara PPK se Kota Pekanbaru Pemilukada Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru yang berlangsung pada 18 Mei 2001, bahwa pasangan PAS memperoleh suara 154.543 (57,26 persen) dan BERSERI 107.268 (39,74 persen), sehingga terdapat selisih 47.275 suara.

Dari hasil rekapitulasi suara terdapat dugaan manipulasi daftar pemilih tetap (DPT) sementara dengan motif, yaitu DPT dengan nama dan tempat tanggal lahir yang sama (18.638 suara); DPR dan NIK yang sama lebih dari satu (11.532 suara); dan DPT tanpa NIK (37.986 suara), sehingga total berjumlah 68.156 suara.

Dengan demikian, kata Abu Bakar, selisih hasil rekap perhitungan suara dengan temuan dugaan manipulasi DPT sementara adalah selisih suara 47.275 suara dan total dugaan manipulasi DPT sementara 68.156 suara, sehingga selisihnya 20.881 suara.

Abu Bakar mengatakan, berdasarkan hasil temuan tersebut, koalisi partai pendukung BERSERI menolak hasil rekap hasil perhitungan yang telah dilakukan di tingkat Panitia Pemilu Kecamatan (PPK) se Kota Pekanbaru dan meminta Panwaslu menindaklanjuti pelanggaran tersebut.

Sebelumnya, Ketua Tim Kampanye Septina-Erizal, Muhammaddun Royan mengatakan, pihaknya  akan mengajukan gugatan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pasangan Firdaus-Ayat.

Menurut dia, pelanggaran yang dilakukan pasangan Firdaus-Ayat dilakukan secara  terstruktur, sistematis, masif sehingga mempengaruhi perolehan suara Septina- Erizal.

"Kami menemukan banyak bukti-bukti pelanggaran yang mereka lakukan. Bukti-bukti itu sudah kita dapatkan, sudah kita kumpulkan dan akan disampaikan sebagai bukti di MK nanti," kata Royan.

Sementara itu Bendahara Tim Kampanye Septina-Erizal, Muhammad Faisal Aswan mengatakan, pelanggaran yang dilakukan oleh Firdaus-Ayat tak bisa ditolerir sama sekali.

"Mereka melanggar rule of the game pemilu kada walikota Pekanbaru. Itu yang akan kita tuntut," kata dia Faisal.

Ia menambahkan, salah satu pelanggaran yang dilakukan pasangan Firdaus-Ayat adalah keterlibatan Walikota Pekanbaru Herman Abdullah yang memerintahkan semua camat, lurah, ketua RW/RT di kota Pekanbaru untuk mensosialisasi dan memilih pasangan Firdaus-Ayat.

"Walikota memerintahkan kepada camat, lurah, Ketua RW/RT untuk mensosialisasikan dan memenangkan Firdaus-Ayat. Bahkan kop surat pasangan Firdaus-Ayat ada tanda tangan camat untuk mensosialisasikan pasangan tersebut," kata Faisal.

Tak hanya itu saja, pada salah satu kesempatan, pasangan Firdaus-Ayat mengundang pejabat dari Kementerian Agama Jakarta untuk mengkampanyekan anti pemimpin perempuan.

"Kita punya bukti berupa selebaran yang diberikan kepada jemaah yang sholat Jumat disalah satu mesjid. Juga saat khotbah Jumat tersebut, pejabat dari Kementerian Agama itu menyampaikan bahwa perempuan tidak boleh menjadi pemimpin," kata Faisal.

Pemilu Kada Walikota Pekanbaru dilakukan tanggal 18 Mei 2011 dengan jumlah TPS sebanyak 1250 yang ada di 15 kecamatan di Kota Pekanbaru.

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Pekanbaru akan mengumumkan hasil perolehan suara pemilu kada Pekanbaru tanggal 24 Mei 2011. Sementara dari hasil perhitungan cepat atau quick count, pasangan Firdaus-Ayat menggungguli pasangan Septina Primawati Rusli-Erizal Muluk dengan perbedaan suara hampir 40 ribu suara.(*)
(Zul/R009)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011