"Angka realisasi total untuk investasi asing maupun domestik pada 2010 mencapai Rp208 triliun, meningkat sekitar 54,2 persen dibandingkan dengan 2009 yang hanya Rp135,2 triliun," katanya pada Konsolidasi Perencanaan dan Pelaksanaan Penanaman Modal Regional (KP3MR) se-wilayah Jawa, Bali, dan Kalimantan, di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, investasi di luar Pulau Jawa pada 2010 juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni sebesar 33 persen dibanding dengan tahun sebelumnya.
"Hal itu menggambarkan adanya distribusi investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang selama ini secara tradisional hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa," katanya.
Kondisi itu menunjukkan ada perbaikan, meskipun secara mayoritas, Pulau Jawa masih menduduki peringkat teratas untuk investasi.
Ia mengatakan, hal itu juga menunjukkan upaya pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi melalui pelayanan yang lebih baik dan reformasi kebijakan telah membuahkan hasil.
"Pencapaian itu juga menunjukkan adanya perbaikan iklim investasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dan meningkatnya peranan domestik dalam kegiatan investasi," katanya.
Menurut dia, secara nasional ekonomi Indonesia juga menunjukkan kepatuhan yang berarti. Beberapa tahun terakhir ekonomi bisa tumbuh di kisaran 6 persen.
"Pertumbuhan ekonomi pada 2011 diprediksi bisa mencapai tujuh persen per tahun. Oleh karena itu, untuk menarik investasi tersebut perlu peluang ataupun potensi yang ada," katanya.
Ia mengatakan, potensi Indonesia terutama sumber daya alam cukup bagus, sekitar 40 persen sumber daya panas bumi di dunia ada di negeri ini, juga cadangan batu bara yang cukup besar.
"Komoditas pertanian dan pertambangan kita juga mempunyai posisi yang cukup besar, misalnya untuk komoditas kelapa sawit yang memiliki sertifikat sudah mencapai lima juta ton. Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar juga merupakan potensi pasar domestik bagi perusahaan-perusahaan konsumsi itu," katanya.(*)
(L.B015*H010/R010)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011