segala cara akan kita lakukan
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyiapkan 2.000 tempat tidur isolasi dan 250 tempat tidur ICU untuk mengantisipasi lonjakan kasus selama Natal dan Tahun Baru 2022.

"Kami sudah menyiapkan lebih dari 2.000 tempat tidur isolasi dan lebih dari 250 tempat tidur ICU untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 setelah libur Natal dan Tahun Baru 2022," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri di Mataram, Jumat.

Ia menjelaskan, langkah antisipasi COVID-19 menyikapi akan terbitnya Surat Edaran (SE) Gubernur NTB terkait pembatasan kegiatan selama Natal dan Tahun Baru 2022.

"Pastinya, segala cara akan kita lakukan, guna mengantisipasi lonjakan kasus sehingga masyarakat juga terhindar dari penyebaran penyakit," ujarnya.

Baca juga: Pemprov NTB siapkan SE pembatasan kegiatan selama Natal dan Tahun Baru
Baca juga: DPRD NTB sesalkan Kadis PUPR tak lakukan karantina usai keluar negeri

Menurut dia, kebijakan pelaksanaan titik lokasi isolasi terpusat (Isoter) yang sempat diberlakukan sebelumnya, bakal masih sangat mungkin untuk dilakukan lagi ke depannya. Di mana, lanjut Hamzi, pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 864 titik Isoter dengan kapasitas 4.583 tempat tidur.

"Peningkatan kapasitas tempat tidur ini menjadi salah satu strategi agar rumah sakit siap bila terjadi lonjakan kasus yang signifikan. Yang utama, ini bagian dari strategi antisipasi," tegas Hamzi Fikri.

Mantan Dirut RSUD Provinsi NTB itu, mengaku, tempat tidur perawatan tersebut sudah ada. Tinggal mereka melakukan aktivitasi karena cukup lama ruang isolasi tidak dipakai karena penurunan kasus. Terlebih, hal tersebut akan berpengaruh terhadap BOR (Bed occupancy rate/ketersediaan tempat tidur)

"Saat ini, ketersediaan tempat tidur atau BOR NTB masih cukup bagus. Tapi potensi lonjakan libur Natal dan Tahun Baru harus diantisipasi," ucap Hamzi.

"Karena dengan adanya mobilitas penduduk, perpindahan dari satu ke tempat lain, tetap ada risiko. Pengalaman kita di Indonesia dia pernah melonjak kasus hingga 30 persen saat libur," sambungnya.

Baca juga: Disertai vaksinasi, UAS tabligh akbar di "Pulau Seribu Masjid" NTB
Baca juga: Sukseskan MotoGP 2022, Polda NTB galakkan vaksinasi COVID-19

Hamzi mengatakan, dengan adanya potensi peningkatan kasus penularan, otomatis tracing dan testing akan dimasifkan. Hal ini, akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan ruang isolasi.

Meski demikian, penanganan COVID-19 di NTB saat ini sudah cukup bagus. Semua indikator penanganan mampu dipenuhi dengan baik. Di antaranya, testing, tracing, rasio BOR, capaian vaksinasi dan sebagainya.

"Kondisi ini yang mempengaruhi, Provinsi NTB bisa mencapai level 1. Apalagi, jumlah kasus penularan hingga kasus kematian di NTB dalam beberapa minggu terakhir sudah tidak ada," jelas Hamzi.

Ia memastikan, kondisi kasus kematian dan penukaran kasus COVID-19 yang terus terjaga dengan sangat baik. Tentunya, harus tetap dipertahankan.

"Bila perlu, kita terus tingkatkan dan kita enggak ingin libur Natal dan Tahun Baru membuat kasus COVID-19 di NTB melonjak tidak terkendali ke depannya," kata Hamzi Fikri.

Baca juga: 153 anak NTB yatim piatu akibat orangtua COVID-19
 
 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021