Depok (ANTARA News) - Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas National Sun Yat Sen, Wen Cheng Lin, mengatakan Taiwan dan Indonesia mempunyai ideologi yang sama.

"Taiwan punya Sun Min Chu I dengan tiga dasar kehidupan dan Indonesia punya Pancasila dengan lima dasarnya," kata Wen Cheng Li dalam acara simposium internasional yang bertajuk The Ideology Of San Min chu I and the Foundation Of Pancasila : A Shared Vision, di Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, Selasa.

Ia mengatakan tiga prinsip dasar tersebut adalah keadilan sosial, kebangsaan dan demokrasi. "Ini pada prinsipnya sama dengan Pancasila di Indonesia," katanya.

Prinsip dasar tersebut kata Wen Cheng Li sebagai dasar negara dalam kehidupan yang demokratis. Ia menegaskan bahwa rakyat yang dilindungi oleh pemerintah harus hidup dalam kemakmuran dan ketenteraman.

Dikatakannya Pancasila dan Sun Min Chu I mempunyai peran penting dalam membangun kebangsaan kedua negara tersebut.

Dikatakannya kedua ideologi tersebut bukan saja ada kesamaan visi yang dibangun, namun juga makna dari gagasan Pancasila dan Sun Min chu I yang menjadi fondasi bagi kehidupan kedua bangsa dan negara.

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Institut Kajian China dan Kawasan Asia Pasifik Universitas Sun Yat Sen Samuel C. Y. Ku mengatakan bahwa ideologi kedua negara mempunyai hal yang penting dalam berdemokrasi.

"Taiwan menjadi contoh negara yang demokratis di Asia Timur, sedangkan Indonesia juga menjadi contoh bagi negara demokratis," ujarnya.

Untuk itu kata dia dengan adanya kesamaan ideologi tersebut maka hendaknya menjadi dasar untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang lainnya, misalnya ekonomi, budaya, dan lainnya.

Samuel juga mengatakan bahwa masalah korupsi tidak terkait dengan ideologi kedua negara. "Di Taiwan korupsi bukan masalah yang besar tapi memang perlu mendapat perhatian dan ini tidak terkait dengan ideologi," ujarnya.

Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat menegaskan bahwa Pancasila masih relevan sebagai dasar negara bagi bangsa Indonesia.

Ia mengakui bahwa sejak orde reformasi Pancasila banyak ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia sehingga wawasan kebangsaan para generasi muda semakin memudar.

Untuk tu perlu dihidupkan kembali kehidupan yang berideologi Pancasila. "Nilai-nilai Pancasila perlu diimplementasikan dalam segi kehidupan," ujarnya.

Menurut dia dengan masyarakat yang beragam budaya perlu adanya alat pemersatu sehingga tidak terpecah belah yang selalu mengancam bangsa Indonesia.

Kehidupan yang berdasarkan Pancasila jangan hanya menjadi slogan saja harus ada tindakan nyata yang dicontohkan dari pemimpin, sehingga rakyat akan mencontohnya.

"Pancasila jangan hanya dijadikan jargon-jargon politik saja, perlu tindakan nyata," ujarnya.

(F006/E001)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011