Banjarnegara (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga Dataran Tinggi Dieng khususnya Dusun Simbar dan Serang, Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk mengutamakan keselamatan.

"Kita menyayangi anak istri kita, kita menyayangi ibu kita. Jadi kalau ada imbauan atau perintah dari Pak Camat atau Pak Bupati agar dipatuhi demi keselamatan anak istri kita," kata Kepala BNPB, Syamsul Maarif, di Posko Penanggulangan Bencana Kawah Timbang Kecamatan Batur, Banjarnegara, Kamis dinihari.

Terkait hal itu, dia mengatakan, warga diminta mendengarkan informasi-informasi yang akurat dari ilmu pengetahuan yang ada.

"Kita jangan membanding-bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi dengarkan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Kalau kita diminta mengungsi, ya mengungsilah," kata dia menjelaskan.

Dalam keadaan gempa tremor yang cenderung naik dan konsentrasi gasnya fluktuatif, kata dia, warga perlu berdoa agar tidak terjadi apa-apa tetapi usaha menyelamatkan diri tetap dilakukan.

Selain itu, lanjutnya, masyarakat di sekitar posko pun hendaknya tetap waspada.

"Saya juga berterima kasih kepada masyarakat di sekitar sini karena mau menampung saudaranya, ternaknya, bahkan sebagian pengungsi. Kita mempunyai kebiasaan gotong royong yang baik, hendaknya pada kesempatan ini tunjukkan gotong royong itu untuk menolong sesama," katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan BNPB memfasilitasi pemberian bantuan bagi petani kentang di Dataran Tinggi Dieng yang mengalami kerugian akibat bencana tersebut, dia mengatakan, hal itu akan ditangani oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.

Menurut dia, pemkab merencanakan segala sesuatunya untuk masyarakat dan BNPB akan membantu apa yang diperlukan pemkab maupun pemerintah provinsi.

"Saya tadi bertemu Pak Gubernur, beliau menyampaikan semuanya bisa ditangani, Pak Bupati juga demikian. Tadi saya sampaikan jika ada persoalan termasuk petani agar tidak kehilangan pencarian agar didata," katanya.

Mengenai kemungkinan dilakukan relokasi terhadap warga yang bermukim di sekitar Kawah Timbang, dia mengatakan, sementara ini belum ada kepastian ke arah itu.

"Hanya saja, alam sudah mulai berubah, penduduk semakin padat, harus bisa menentukan daerah mana yang aman, ini tujuannya untuk keselamatan masyarakat. Urusan itu (relokasi, red.) nanti kita bicarakan belakangan, yang penting saat ini masyarakat kita amankan bersama," katanya.

Kedatangan Syamsul Maarif ke Posko Penanggulangan Bencana Kawah Timbang Kecamatan Batur sempat mengejutkan warga Desa Batur karena mobil patroli yang mengawal rombongan Kepala BNPB ini beberapa kali membunyikan sirine meskipun tidak terlalu keras.

"Tadi ada beberapa tetangga saya sempat panik karena mendengar bunyi sirine. Mereka trauma dengan kejadian pada Minggu (29/5) malam," kata seorang warga Desa Batur, Dayat.

Menurut dia, pada malam itu warga dikejutkan oleh suara sirine dari mobil seorang dokter yang panik karena mencium bau belerang sehingga mereka berlarian mengungsi lantaran mengira jika gas beracun (CO2) dari Kawah Timbang menjangkau desa ini.

"Oleh karena itu, kami mohon kepada polisi atau pejabat yang datang ke sini untuk tidak membunyikan sirine karena dapat membuat warga panik," katanya.  (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011