Surabaya (ANTARA News) - Dewan Kesenian Jawa Timur (DK-Jatim) akan mengembangkan "database" seni dan kebudayaan Jatim yang berbasis digital.

"Dengan format digital, terutama audio-visual, maka artefak seni dan kebudayaan akan memiliki nilai lebih," kata Infokom DK-Jatim, Didik Wahyudi, di Surabaya, Senin.

Untuk itu, katanya, pihaknya telah mengadakan pelatihan digitalisasi "database" seni budaya Jatim pada 28-31 Mei 2011 dengan narasumber dari Pendidikan Seni Nusantara (PSN) yakni Direktur PSN Dr Endo Suwanda.

"Kami memang ingin memulainya sebagai model pembangunan database seni dan kebudayaan berbasis digital, karena kekayaan Jatim dalam bidang seni dan kebudayaan sudah banyak terhimpun dalam berbagai penelitian," katanya.

Namun, data-data yang ada masih tersebar dan belum terintegrasikan ke dalam satu sistem data, sehingga hal itu menyulitkan bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tentang ragam produk kebudayaan di Jatim.

Menurut Direktur PSN Dr Endo Suwanda, sistem "database" terpadu adalah sebuah sistem yang bisa mengintegrasikan semua sektor berkaitan dengan masalah penguatan dan pengembangan seni dan kebudayaan.

"Sistem itu adalah sistem yang bisa mengakomodasi semua kelompok dan semua jenis kesenian, tentu saja data akan dapat berkembang bila ada keterlibatan langsung dari pemangku kebijakan, baik secara kuantitas maupun kualitas," katanya.

Sistem itu membutuhkan empat persyaratan, yakni kemampuan untuk mengumpulkan dan memelihara data, dan mampu mentransferkannya ke dalam bentuk digital dengan standar arsip, bukan standar awam.

Selain itu, mampu mengorganisasikan data sehingga lebih mudah diakses oleh lingkungan internal dan eksternal, serta mampu menyosialisasikan kepada publik.

"Tentu saja, pada tiap bagian memerlukan ketersediaan peralatan, tempat, dana, dan individu-individu yang memadai, karena itu kami memerlukan dukungan dan peran aktif dari semua sektor," katanya.

Ia menilai DK-Jatim memiliki banyak dokumen dari para peneliti yang bersedia untuk dikerjakan menjadi sebuah data digital, baik dokumen lama dalam format analog (foto) maupun dokumen baru.

Selain itu, DK-Jatim juga memiliki sumberdaya manusia (SDM) yang mengerti bidang seni dan budaya, mengerti media, dan IT, yang ketiganya harus saling memahami peran dan fungsi masing-masing.

"Kalau ada komitmen dan kesungguhan dari semua pihak, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama akan dapat memanen untuk kepentingan pewarisan, pendidikan, atau promosi kebudayaan," katanya. (T.E011/B/E001/E001)

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011