Lebak (ANTARA) -
Anggota Dewan Perwakilan Daerah ( DPD) RI Abdul Hakim mengapresiasi kehidupan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang memiliki semangat kebersamaan, kegotongroyongan, kejujuran dan menjaga lingkungannya.

"Kita melihat pengelolaan kearifan lokal budaya masyarakat Badui dinilai luar biasa, " kata Abdul Hakim saat bertemu dengan Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Jaro Saija di Lebak,Jumat.

Masyarakat Badui di Kabupaten Lebak,Provinsi Banten hingga kini masih kuat memegang adat budaya nenek moyang.
 
Permukiman masyarakat Badui menolak kehidupan modernisasi, sehingga mereka lebih mempercayai kehidupan yang melaksanakan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
 
Dengan demikian, secara bahasa agama masyarakat Badui telah melaksanakan hubungan kepada Tuhan (hablulminallah) juga hubungan sesama manusia (hablulminannas) juga hubungan menjaga lingkungan.

Baca juga: Warga Badui jaga hutan lindung sebagai titipan leluhur
 
Bahasa agama itu tentu sangat sinergis sekali masyarakat Badui secara nyata melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, di mana masyarakat Badui bersemangat untuk kejujuran, kesederhanaan, kebersamaan, kedamaian, keharmonisan dan kegotongroyongan.
 
Masyarakat Badui cinta pelestarian alam, lingkungan dan penghijauan hutan, sehingga dilarang penebangan pohon.
 
Selain itu juga tindak pidana kriminal di kawasan permukiman masyarakat Badui relatif kecil.
 
"Kami tentu merasa kagum dan bangga kehidupan budaya lokal masyarakat Badui itu, " kata putra kelahiran Pandeglang.
 
Menurut dia, saat ini muatan- muatan kearipan lokal yang sangat mendasar perlu dikembangkan untuk pembelajaran building karakter yang sudah berjalan di masyarakat Badui.

Baca juga: Menjangkau masyarakat Badui kejar target vaksinasi
 
Saat ini juga penggunaan informasi dan teknologi ( IT) semakin digunakan dan melihat anak anak di sini ke depan harus berinteraksi dengan teknologi itu.
 
Saat ini, Indonesia sudah punya Sustainable Development Goals (SDGs) agar negara tanpa kemiskinan, tanpa pengangguran juga tanpa kelaparan.
 
"Kita berharap masyarakat di sini juga berhak menerima kehidupan sosial yang lebih baik, kemakmuran dan keadilan bagi seluruh warga Indonesia, " kata Anggota DPD dari Dapil Lampung.
 
Sementara itu, Jaro Saija mengatakan masyarakat Badui kini penduduknya mencapai 16 ribu jiwa lebih tersebar di 68 perkampungan dengan kehidupan mengandalkan dari pertanian ladang.
 
"Kami hingga kini tetap sektor ekonomi dari pertanian ladang, sedangkan usaha sampingan kerajinan tangan, seperti tenun, tas koja dan souvenir," katanya.

Baca juga: Warga Badui cintai hutan dan alam untuk keberlangsungan hidup

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021