Jakarta (ANTARA) - Percobaan pada tokamak superkonduktor canggih eksperimental (EAST) atau "matahari buatan" China telah mencapai operasional plasma bersuhu tinggi secara berkesinambungan selama 1.056 detik dalam eksperimen terbaru pada Kamis (30/12) sehingga tecatat sebagai waktu terlama pengoperasian dari jenisnya di dunia.

Capaian itu diumumkan pada Jumat (31/12) oleh Gong Xianzu, peneliti di Institut Fisika Plasma Akademi Ilmu Pengetahuan China (ASIPP) yang bertanggung jawab atas percobaan yang dilakukan di Hefei, ibu kota Provinsi Anhui, China timur.

Tujuan akhir dari EAST adalah menciptakan fusi nuklir seperti Matahari, dengan menggunakan deuterium yang berlimpah di laut untuk menyediakan aliran energi bersih yang stabil.

Berbeda dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam, yang terancam habis dan mengancam lingkungan, bahan mentah yang dibutuhkan untuk "matahari buatan" ini hampir tak terbatas di Bumi.

Oleh karena itu, energi fusi dianggap sebagai "sumber energi pamungkas" yang ideal untuk masa depan umat manusia.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022