Yogyakarta (ANTARA News) - Limbah domestik menjadi permasalahan cukup krusial dalam penanganan sungai, khususnya di Sungai Gadjah Wong karena masih ada yang langsung dibuang ke sungai.

"Di sepanjang Sungai Gadjah Wong, terdapat cukup banyak kegiatan industri kecil, menengah hingga ke industri besar, " kata Kepala Bidang Pengawasan dan Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Ika Rostika di Yogyakarta, Jumat.

Sebagian besar industri sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL), namun untuk limbah domestik masih ada yang belum diolah melalui IPAL, kata Ika Rostika.

Sejumlah kegiatan industri di sepanjang Sungai Gadjah Wong, diantaranya pabrik susu, pabrik kulit, pabrik sarung tangan golf, Kebun Binatang Gembira Loka, serta industri tahu dan tempe.

Limbah adalah salah satu polutan air sungai yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti penurunan kualitas air sungai sehingga merusak ekosistem di dalamnya atau bahkan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

"Pemerintah Kota Yogyakarta, yaitu BLH dan juga Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) terus berusaha untuk membangun IPAL Komunal yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola limbah domestik dan juga industri mikro atau kecil sebelum dibuang ke sungai," katanya.

Selain dengan menambah sarana fisik, peningkatan kesadaran masyarakat untuk memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap kondisi kebersihan sungai, lanjut dia, juga harus terus dilakukan, salah satunya dengan menggelar Festival Gadjah Wong pada 10-12 Juni.

Kota Yogyakarta dilalui oleh tiga sungai besar, yaitu Sungai Code, Sungai Winongo dan Sungai Gadjah Wong. Di Code dan Winongo, masing-masing sudah memiliki komunitas masyarakat pinggir sungai yaitu Pemerti Code dan Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA).

"Di Sungai Gadjah Wong, juga sudah ada komunitasnya yaitu Kampung Hijau, namun masih perlu lebih dikembangkan sehingga kondisi ketiga sungai pun bisa selalu bersih," katanya.

Ika mengatakan, Sungai Gadjah Wong juga potensial untuk dikembangkan menjadi lokasi wisata sungai seperti di Sungai Winongo yang saat ini sudah mulai berjalan.

Wisata sungai, lanjut dia, akan memacu masyarakat untuk memiliki budaya menjaga sungai agar selalu bersih, misalnya dengan tidak membuang sampah secara sembarangan, karena mengubah perilaku masyarakat menjadi hal paling sulit dilakukan.

Pada kegiatan Festival Gadjah Wong dilakukan dengan membersihkan sungai, penanaman pohon dan penebaran benih ikan di enam kelurahan sepanjang sungai yaitu Kelurahan Muja-Muju, Warungboto, Pandeyan, Rejowinangun, Prenggan dan Giwangan.

Selain itu, juga dilakukan lomba menggambar dan mewarnai, sarasehan dan puncaknya dilakukan pada Minggu (12/6) dipusatkan di Kelurahan Pandeyan dengan peresmian taman pinggir sungai dan jembatan, sekaligus untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
(E013/K005)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011