Amman (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Warga Jorndania di beberapa bagian negeri itu turun ke jalan pada Jumat (10/6), guna menyerukan pembubaran pemerintah Perdana Menteri Marouf Bakhit.

Para pengunjuk rasa, yang menyerukan pembubaran Majelis Rendah --yang memiliki 120 anggota, juga menuduh pemerintah tak secara sungguh-sungguh mengupayakan pembaruan di negeri tersebut.

Di pusat kota Amman, ibu kota Jordania, warga berpawai di jalan dari Masjid Al Husseini menuju Kotapraja Greater Amman, setelah Shalat Jumat. Mereka mendesak pemerintah mundur dan menuntut dilancarkannya upaya nyata guna menghapuskan korupsi.

"Pemerintah ini korup sehingga mesti pergi. Pemerintah ini sama sekali tidak serius menangani upaya pembaruan," demikian teriakan pengunjuk rasa di pusat kota Amman.

Demonstrasi serupa diselenggarakan di Irbid, Theban, Tafila dan Karak, tempat ratusan orang ikut berunjuk-rasa. Mereka mengecam pemerintah karena menunda proses pembaruan dan memberantas korupsi. Mereka juga menuduh pemerintah tak berusaha melakukan perubahan.

Pada hari yang sama, ratusan orang ikut dalam demonstrasi di luar Pengadilan Keamanan Negara (SSC) di Amman, dan menyerukan penutupan lembaga tersebut. Mereka juga menuntut dihentikannya campur-tangan oleh badan keamanan dalam kehidupan warga.

Selama beberapa bulan belakangan, kelompok oposisi, pegiat, serikat pekerja, anggota partai politik dan wakil organisasi pemuda menyelenggarakan demonstrasi di berbagai bagian negeri itu, guna menuntut pembubaran pemerintah.

Pengunjuk rasa juga mengecam Majelis Rendah karena penampilannya "yang lemah". Mereka mengingini upaya "cepat" guna menghapuskan korupsi, melanjutkan proses pembaruan di tingkat ekonomi dan politik serta ditanganinya kemiskinan dan pengangguran, demikian Xinhua-OANA melaporkan. (C003/A011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011