Jakarta (ANTARA News) - Bantuan tsunami yang diperuntukkan untuk Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nias dipastikan telah disalurkan dengan baik dan tidak ada yang dikorupsi oleh oknum yang ingin mencari keuntungan pribadi. "Dana bantuan untuk korban Tsunami Aceh dan Nias dari APBN maupun NGO negara-negara donatur telah disalurkan dengan efektif dan tidak ada yang dikorupsi," kata Ketua Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR), Kuntoro Mangkusubroto di Jakarta, Selasa. Dalam pemaparannya di Forum Parlemen Asia Pasifik (Asia Pacific Parliamentary Forum atau APPF), Kuntoro mengatakan dengan bantuan yang terkumpul, BRR telah bekerja keras membangun sejumlah fasilitas publik yang sangat membantu pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Ia menyebutkan, dari target pembangunan rumah sebanyak 30 ribu, pada bulan ketujuh pihaknya telah mampu melebihi target dengan membangun 32 ribu rumah. Meski ia mengakui dari jumlah rumah yang telah dibangun, kebutuhan rumah masih sangat jauh dari yang dibutuhkan sebanyak 120 ribu rumah. "Kami juga telah membangun jalan sepanjang 335 km dan 169 puskesmas. Jalan tersebut sangat membantu pergerakan masyarakat terutama dalam perlitasan antardaerah yang sebelumnya terputus," katanya. Kuntoro menambahkan, pembangunan di daerah pascatsunami tersebut akan terus dilakukan, karena masih banyak daerah di Aceh dan Nias yang fasilitas untuk publik belum tersedia. Pada tahun 2006, Kuntoro menyebutkan pihaknya telah mengantongi dana bantuan untuk daerah Aceh dan Nias. Dana yang terkumpul dari APBN sebanyak Rp9,6 milyar. "Dana tersebut belum ditambah dengan dana dari negara-negara donatur," ungkapnya. Dijelaskannya, BRR masih membuka kesempatan kepada sejumlah negara atau NGO yang ingin menyalurkan bantuan ke Aceh dan Nias guna meringankan derita korban Tsunami. Dana-dana tersebut nantinya akan disalurkan untuk menambah fasilitas dan untuk meningkatkan kualitas masyarakat yang ada dengan penyuluhan dan kursus ketrampilan," katanya. Pada tahun 2006, akan dibangun rumah sebanyak 75 ribu mengingat masih banyak penduduk korban tsunami yang tinggal di barak penampungan. Menurut dia, jika kondisi tersebut tidak segera dilakukan maka 2,5 tahun nasib korban tsunami tidak ada peningkatan. Sementara untuk perbaikan perekonomian masyarakat, Ia mengaku akan menambah jumlah kapal yang akan diberikan kepada nelayan, setelah sebelumnya telah didistribusikan 322 kapal kepada nelayan. "Kami sangat berterimakasih kepada seluruh negara yang telah membantu Indonesia dalam penangganan musibah tsunami dan kita akan selalu terbuka untuk menerima saluran bantuan korban tsunami," katanya saat menutup pemaparannya yang kemudian disambut tepuktangan peserta Forum APPF.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006