Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak dalam kisaran sempit dipicu sentimen negatif masih kuat sehingga pelaku pasar melakukan "wait and see".

Nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta Selasa melemah tipis satu poin ke posisi Rp8.538 dibanding posisi terakhir sebelumnya Rp8.537.

"Sentimen negatif global merebak ke Asia sehingga membuat mata uang Asia melemah termasuk rupiah juga turun kendati tipis cenderung stagnan," kata analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, sentimen global sedikit berkurang tidak lagi seburuk pada pekan lalu. Akan tetapi, pasar Asia diprediksi masih bergerak dalam area negatif dikarenakan ekspketasi tingginya inflasi Cina yang akan diumumkan hari ini.

"Penyaluran kredit di Cina turun diluar ekspektasi. Kredit yang disalurkan pada bulan Mei hanya sebesar 551,8 miliar yuan atau setara dengan 85 miliar dolar AS, lebih rendah dari perkiraan median konsensus analis di 650 miliar yuan," papar dia.

Ia menambahkan, penurunan jumlah kredit menjadi indikasi ekonomi Cina yang melambat (cooling). Disaat yang sama, tingkat inflasi di Cina masih cukup tinggi.

Ia mengatakan, perlambatan ekonomi Cina ini menambah daftar risiko faktor global selain masalah fiskal di AS dan Uni Eropa serta kontraksi ekonomi tajam di Jepang.
(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011