Jakarta (ANTARA News) - Surat protes dan keprihatinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Azis, terkait eksekusi mati Ruyati Binti Satubi, telah diterima Duta Besar Arab Saudi untuk RI Abdulrahma Al Khayyath.

Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah di Jakarta, Selasa mengatakan surat itu berisi protes keras dan keprihatinan atas eksekusi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ruyati Binti Satubi yang dilakukan tanpa pemberitahuan

"Suratnya baru diterima kemarin dan akan disampaikan segera,...pada kesempatan pertama akan disampaikan ke kerajaan," kata Faizasyah di kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa, seusai mendampingi Presiden Yudhoyono menerima Dubes Arab Saudi.

Sebelumnya, menurut Faiza, Dubes Arab Saudi telah dua kali dipanggil menteri Luar Negeri Marty Natalegawa guna menyampaikan nota protes Indonesia.

Menurut Menlu, pada waktunya Pemerintah Indonesia akan dapat mengetahui respon atas surat itu.

Sementara itu dalam konferensi pers di Kantor Kepresidenan, pekan lalu, Presiden menegaskan eksekusi hukuman mati tanpa pemberitahuan kepada pemerintah Indonesia itu jelas-jelas menabrak norma, kelaziman, serta tata krama internasional yang berlaku.

Sebagai kepala negara, Presiden menyampaikan keprihatinan mendalam dan protes keras kepada Raja Abdullah dalam suratnya.

Namun, bersamaan dengan surat itu, Presiden Yudhoyono juga menyampaikan hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi dalam keadaan baik minus kasus-kasus dan persoalan TKI di Arab Saudi.

Selain itu, Presiden juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Raja Arab Saudi atas diluluskannya permohonan pemerintah Indonesia yang memintakan pengampunan terhadap 316 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menghadapi masalah hukum di Arab Saudi.(*)
(T.G003/R018)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011