Tokyo (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla menjelaskan situasi Republik Indonesia (RI), termasuk kesulitan yang dihadapi akibat bencana tsunami yang melanda Aceh dan melonjaknya harga minyak internasional, serta menyebutkan berbagai upaya untuk memperbaiki keadaan kepada pers di Jepang.
Dalam acara yang dipandu Direktur Pelaksana TV Tokyo, Takeyuki Kumamura, di
Press Club Tokyo, Selasa, Jusuf Kalla mengungkapkan pula keputusan pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Oktober 2005.
Pemerintah RI, ujarnya, terpaksa menaikkan BBM rata-rata 100 persen guna menekan subsidi yang sangat membebani, walaupun dalam jangka pendek hal ini melahirkan masalah sosial bagi warga.
Mengenai pemberantasan praktik-praktik korupsi, Wapres menyebutkan bahwa Pemerintah RI sangat serius, terbukti bahwa sudah banyak gubernur, bupati, anggota parlemen, dan bahkan jenderal polisi yang diajukan ke meja hijau.
Guna menciptakan iklim yang lebih baik bagi investor asing, ia menjelaskan, Pemerintah RI juga berupaya merevisi Undang-Undang (UU) Penanaman Modal Asing, UU Tenaga Kerja dan melancarkan reformasi pajak.
Menjawab pertanyaan wartawan Jepang mengenai masalah Aceh, Jusuf Kalla mengemukakan bahwa setelah kesepakatan damai di antara pemerintah RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ditandatangani pada 15 Agustus 2005 di Helsinksi, maka kehidupan di wilayah itu kembali normal yang ditandai dengan semakin berkurangnya jumlah tentara, serta dimulainya pembangunan sarana dan prasarana.
Wapres juga mengungkapkan pertemuannya dan sambutan baik para tokoh GAM di Finlandia guna mengevaluasi implementasi kesepakatan damai tersebut. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006