Jakarta, 13/7 (ANTARA) - Lelang mutiara south sea pearl dalam Lombok Sumbawa Pearl Festival di Hotel Grand Legi Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berakhir Senin kemarin (11/7)  mencapai harga US$ 96.000. Sementara  harga per gram mutiara Lombok mengalami kenaikan dari US$ 5 tahun lalu menjadi US$ 16,3.

     Hal ini diungkapkan Bambang Setiawan, Wakil Ketua Bidang Organisasi Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia, saat dihubungi via telepon. Sementara total transaksi dari pameran yang menghadirkan para buyers dari Indonesia dan 36 perusahaan mutiara mancanegara mencapai 150 juta rupiah.

     Menurut Sapta Nirwandar, Direktur Jenderal Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), festival semacam ini berpotensi membuka pasar dan peluang investasi yang lebih luas, serta menggerakan perekonomian rakyat, terutama di sektor pariwisata dan perdagangan.

     Selain itu, festival ini juga bemaksud memantapkan posisi Lombok dan Sumbawa sebagai penghasil mutiara terbaik yang mampu bersaing di pasar dunia. Dan mempromosikan destinasi pariwisata Lombok, lanjut Sapta.

     South Sea Pearl, jenis mutiara kelas terbaik yang hanya berkembang di Laut Selatan, banyak dihasilkan di Lombok. Ada 4 negara penghasil mutiara south sea pearl, yaitu Indonesia, Australia, Filipina, dan Myanmar. Posisi Indonesia sangat strategis, berada di tengah-tengah negara penghasil sout sea pearl. Tak heran, jika Indonesia memroduksi south sea pearl terbanyak dari ketiga negara lainnya. Selain kilaunya lebih cemerlang, south sea pearl memiliki ukuran lebih besar dan harganya pun paling mahal dari mutiara akoya, Tahiti, dan air tawar.

     Pemerintah Provinsi NTB sendiri, berharap festival ini bisa menjadi awal yang baik menyukseskan Visit Lombok Sumbawa 2012, yang kampanyenya akan dimulai 1 Januari 2012. Hingga kini, pemerintah setempat sedang merevitalisasi kawasan Lowang Baloq, Pantai Senggi, dan Pantai Lakey Huu. Serta penataan objek wisata di 13 lokasi kabupaten/kota di NTB.

     Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ka.Pusformas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

 


Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011