Liwa, Lampung (ANTARA News) - Goa Matu yang terletak di Kecamatan Karya Penggawa, Lampung Barat menghasilkan puluhan ton pupuk Guano (pupuk kotoran kelelawar) yang dihasilkan dari ratusan ribu kelelawar.

"Goa Matu mampu menghasilkan sekitar tiga ton pupuk organik dari kotoran kelelawar, dan pupuk tersebut didistribusikan kepada petani di daerah setempat untuk pupuk tanaman," kata warga Kecamatan Karya Penggawa, Lampung Barat, Marzuan (39) di Krui, Sabtu.

Dia menjelaskan, peminat pupuk dari kotoran kelelawar semakin meningkat setiap harinya, sehingga pencari pupuk menambah pasokan untuk memenuhi permintaan.

Warga itu menuturkan, pupuk berasal dari kotoran kelelawar mampu menyuburkan tanaman sehingga pupuk Guano ini diburu oleh sejumlah petani di daerah pesisir dan sekitarnya.

"Sebagian besar petani di pesisir menggunakan pupuk kotoran kelelawar ini, sebab hasil panen pertanian meningkat, selain itu pengeluaran petani dapat ditekan sekecil mungkin pasalnya harga pupuk Guano murah, akan tetapi hasil yang didapat sangat memuaskan," kata dia lagi.

Kemudian lanjut dia, goa matu mampu memberikan penghasilan ekonomi bagi masyarakat melalaui potensi alam berupa ratusan ribu kelelawar yang ada di dalam goa tersebut.

"Saya bersyukur potensi alam ini mampu mendatangkan pendapatan bagi masyarakat, dan berharap potensi alam ini akan terus ada, sehingga masyarakat dapat terbantu dalam mencukupi kebutuhan dengan mengais kotoran kelelawar yang dapat dijual tersebut," katanya.

Warga lain Haidir Subing (41) mengatakan, permintaan pupuk kelelawar semakin meningkat hingga merambah di beberapa daerah di Sumatera.

"Pupuk kelelawar semakin hari kian dikenal masyarakat dalam dan luar daerah, membuat para pencari kotoran tersebut harus menambah kapasitas pencarian untuk memenuhi kebutuhan pupuk Guano di pasaran," kata dia.

Dia menguraikan, dalam sehari pencari pupuk Guano itu mampu menghasilkan sekitar empat hingga lima kwintal perhari yang nantinya dijual kepada sejumlah petani di daerah tersebut dengan harga bekisar Rp1.500 perkilogram.

Dikatakannya, saat musim buah, produksi pupuk akan meningkat sehingga penghasilan produsen pupuk akan meningkat pula.

"Masih sangat sedikit masyarakat yang mencari kotoran kelelawar yang ada di goa Matu tersebut, sehingga menjadi peluang bagi masyarakat yang ada didekat kawasan goa untuk memanfaatkan potensi gua menjadi penghasilan, selain itu cerita mistik terkait goa matu membuat masyarakat lain enggan melakukan pencarian pupuk, sehingga kelestraian kelelawar dan goa dapat terjaga," katanya.

Goa Matu berada di Pekon (Desa) Way Sindi, Kecamatan Pesisir Tengah, Lampung Barat, juga menjadi lokasi tujuan wisata sejarah.

Cerita mistik terkait goa Matu tersebut, membuat masyarakat tidak sembarangan mengambil kotoran kelelawar, sebab menurut penuturan sejumlah tetua adat setempat, untuk mengambil kotoran kelelawar dalam goa matu tersebut, sebelumnya masyarakat diwajibkan melakukan ritual meminta izin kepada leluzur untuk memasuki dalam goa.

Tradisi tersebut jelas akan berdampak baik terhadap kelangsungan ratusan ribu kelelawar yang ada di dalam goa, sehingga potensi alam tersebut dapat terus terjaga dan menghasilkan produk pertanian yang mampu berguna bagi perekonomian masyarakat.  (ANT049/S006/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011