Washington (ANTARA) - Dewan perwakilan rakyat Amerika Serikat pada Rabu merencanakan pemungutan suara (voting) prosedural mengenai rancangan undang-undang (RUU) yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing AS dengan China.

RUU itu juga bertujuan untuk mendukung industri chip AS, menurut sumber yang mengetahui keputusan voting DPR AS tersebut.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mendorong untuk membujuk Kongres AS agar menyetujui RUU tersebut, yang mencakup dana 52 miliar dolar AS (sekitar Rp746,6 triliun) untuk menyubsidi manufaktur dan penelitian semikonduktor.

Pemberian subsidi itu dilakukan karena AS kekurangan komponen utama (semikonduktor) yang digunakan dalam mobil dan komputer sehingga telah memperburuk kemacetan rantai pasokan.

Jika pemungutan suara prosedural berhasil di DPR, yang suaranya dikontrol secara tipis oleh Demokrat, majelis lengkap parlemen AS akan bermaksud untuk melakukan pemungutan suara penuh tentang RUU itu pada Jumat (4/2).

Baca juga: Sekjen PBB serukan negosiasi AS-China terkait perdagangan, teknologi

Ketua DPR AS Nancy Pelosi pekan lalu mengatakan RUU setebal 2.900 halaman, yang disebut tindakan "Amerika Bersaing", akan "membebani biaya" investasi dalam chip, meningkatkan kapasitas manufaktur dan penelitian AS, serta memajukan daya saing dan kepemimpinan AS.

Senat AS meloloskan Undang-Undang Inovasi dan Persaingan AS pada 2021, yang mencakup pengucuran dana 52 miliar dolar AS, untuk meningkatkan produksi semikonduktor AS.

UU Inovasi dan Persaingan AS itu juga memberi wewenang penggunaan dana 190 miliar dolar AS untuk memperkuat teknologi dan penelitian AS agar dapat bersaing dengan China.

RUU yang ada di DPR AS memiliki perbedaan utama dengan versi yang ada di Senat.

RUU di DPR AS itu tidak mencakup tentang dana 190 miliar dolar AS untuk teknologi dan penelitian, tetapi mencakup dana 45 miliar dolar AS untuk mendukung ketahanan rantai pasokan dan pembuatan barang-barang penting, peralatan industri, dan teknologi manufaktur.

Sumber: Reuters

Baca juga: Chappy: AS gunakan isu Laut China Selatan untuk melawan pengaruh China
Baca juga: Biden berbicara dengan Xi lewat video, janjikan bahas HAM

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022