PD harus mencari solusi dan langkah strategis yang tepat, agar persoalan tersebut tidak memperburuk citra partai ke depan.
Jember (ANTARA News) - Pengamat politik Universitas Jember (Unej), Drs Joko Susilo MSi menilai bahwa bola panas kasus Nazaruddin yang semakin mencuat di publik akan memperburuk citra Partai Demokrat (PD) pada Pemilu 2014.

"Nazaruddin menyampaikan kebobrokan partai yang dipimpin Anas Urbaningrum itu, sehingga wajar kepercayaan masyarakat kepada PD akan menurun," kata Joko, Jumat, di Jember, menanggapi pernyataan Nazaruddin kepada sejumlah media yang menyeret sejumlah nama pejabat PD.

Bahkan, lanjut dia, mantan Bendahara DPP Partai Demokrat itu menegaskan bahwa Ketua Umum PD Anas Urbaningrum banyak menikmati uang dari proyek-proyek yang dibiayai APBN karena tender proyek tersebut dimenangkan oleh perusahaan yang dimiliki Anas dan Nazaruddin.

"Pertarungan politik yang tidak sehat di internal PD yang semakin runcing akan mempengaruhi masa depan partai itu pada pemilihan umum berikutnya," ucap pengajar hukum dan politik internasional FISIP Unej itu.

Menurut dia, sebuah partai politik yang tidak solid dan hanya memiliki kepentingan sesaat dapat menyebabkan sejumlah politisi dalam partai tersebut akan saling serang dan menyudutkan satu sama lainnya.

"Ketika kesolidan sebuah partai sudah goyah, maka citra buruk sebuah partai itu akan berpengaruh pada konstituennya. Bahkan bisa jadi jumlah konstituen PD akan semakin berkurang pada Pemilu 2014," paparnya.

Pada saat pemilihan umum legislatif tahun 2014 mendatang, lanjut dia, jumlah kursi yang diperoleh PD di Senayan diprediksi menurun, bahkan persoalan Nazaruddin bisa mempengaruhi popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kasus Nazaruddin yang berlarut-larut itu, kata dia, menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, baik pemimpin, lembaga hukum, maupun birokrasi.

"PD harus mencari solusi dan langkah strategis yang tepat, agar persoalan tersebut tidak memperburuk citra partai ke depan. Namun sepertinya hal itu sulit dilakukan," ucap dosen Hubungan Internasional FISIP itu.

Joko menilai kasus hukum yang menjerat Nazaruddin sudah bergeser ke arah politik yang berusaha melengserkan Anas Urbaningrum dari jabatan Ketua Umum DPP PD.

"Nazaruddin menyampaikan bahwa aliran dana dari proyek Hambalang mengalir ke Anas Urbaningrum sebesar Rp100 miliar, kemudian dibagikan ke peserta kongres pemilihan ketua umum," katanya menjelaskan.

Sejauh ini, lanjut dia, masyarakat sudah lelah dengan partai politik yang menjadi sarang koruptor dan menghabiskan uang rakyat demi kepentingan kekuasaan.

(ANT-070)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011