Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap komitmen dari Forum Parlemen Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia (MIKTA) ikut memperbaiki kondisi dunia

“Eskalasi ketegangan di antara negara besar bahkan meningkat akhir-akhir ini. Kita tidak cukup hanya membuat daftar permasalahan dan menganalisanya. Saat kita berada di awal tahun 2022 adalah waktu yang tepat untuk meneguhkan komitmen guna memperbaiki kondisi dunia,” kata Puan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Hal itu juga disampaikan Puan saat berbicara dalam forum MIKTA tahun 2022 secara virtual dengan Australia bertindak sebagai tuan rumah. Pertemuan dipimpin Presiden Senat Australia Slade Brockman.

Puan mengatakan pada awal tahun 2022 ini, situasi dunia masih dihadapkan pada berbagai ketidakpastian. Pandemi COVID-19 dengan varian baru merupakan tantangan nyata saat ini.

Baca juga: Ketua DPR apresiasi langkah pemerintah berhasil hapus sanksi WADA
Baca juga: Ketua DPR ingatkan regulasi turunan UU IKN perlu libatkan publik
Baca juga: Puan: DPR berlakukan sistem bekerja dari rumah


Pada pertemuan yang bertemakan ‘Effective Parliaments Supporting Democracy’, Puan menyatakan pandemi telah meningkatkan kembali kemiskinan, ketimpangan, dan berbagai masalah sosial.

Selain itu, masalah lainnya yakni pemanasan global, kerusakan lingkungan dan keanekaragaman hayati yang terus berlanjut.

Puan berharap parlemen negara anggota MIKTA juga perlu untuk menjadi bagian dari solusi. Puan mengatakan, sebagai kelompok middle power, negara anggota MIKTA memiliki posisi unik.

“Untuk dapat berperan konstruktif guna mendorong perdamaian, stabilitas, dan penyelesaian berbagai permasalahan global. Kemudian menjembatani perbedaan posisi antar-negara, termasuk antara negara maju dan berkembang, dan juga menurunkan ketegangan antar-negara besar,” jelas Puan.

Puan menyebut beberapa hal utama yang perlu dilakukan secara bersama di awal tahun 2022 yakni menghentikan penyebaran virus COVID-19 dengan melakukan pemerataan vaksin.

Kemudian, mengatasi tidak meratanya pemulihan ekonomi global, terutama antara negara maju dan negara berkembang. Negara maju yang tingkat vaksinasinya tinggi dapat pulih lebih cepat dibandingkan negara berpendapatan rendah.

Selanjutnya, pemulihan perdagangan internasional juga tidak merata. Negara yang lebih terintegrasi pada mata rantai global dapat pulih lebih cepat. Hal ini terjadi saat pertumbuhan ekonomi global melambat.

Terakhir kata dia, yang harus dilakukan negara-negara global secara bersama yaitu mengatasi krisis perubahan iklim. Saat ini, bencana karena perubahan iklim kekeringan, banjir, kebakaran lahan, tanah longsor telah terjadi di berbagai negara.

Pewarta: Fauzi
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022