Jakarta (ANTARA News) - Petugas Pusat Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri meneliti jaringan listrik, instalasi aliran gas dan peralatan laboratorium termasuk zat kimia setelah terjadi ledakan di Gedung Pusat Pengujian Makanan dan Obat Makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kamis (26/1) lalu. "Dalam pemeriksaan awal petugas tidak menemukan adanya mesiu yang menjadi indikasi adanya ledakan bom, tetapi karena tidak ada mesiu maka penelitian Puslabfor diarahkan ke tiga hal itu," kata Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam di Jakarta, Sabtu. Ia mengatakan saat ini Puslabfor belum menyimpulkan penyebab dari ledakan yang menyebabkan belasan orang menderita luka-luka. "Kita butuh waktu lagi untuk mengetahui ada apa dengan listrik, aliran gas maupun zat kimia sehingga terjadi ledakan di ruangan itu," katanya. Anton mengatakan hasil dari Labfor itu nanti akan menjadi masukan bagi polisi untuk menentukan ada dan tidaknya unsur pidana. "Jadi penyidik tidak bisa bergerak hanya berbekal pendapat atau asumsi, tetapi berdasarkan fakta, bukti, maupun saksi lain," kata Anton. Ledakan gedung di lantai tiga itu menyebabkan ruangan yang berfungsi sebagai laboratorium tersebut rusak berat, bahkan dindingnya jebol dan serpihannya berserakan ke mana-mana. Serpihan ledakan menerpa bangunan Politeknik Kesehatan Jakarta jurusan Farmasi yang letaknya bersebelahan dengan gedung itu. Akibatnya, belasan mahasiswa Politeknik yang sedang mengikuti ujian semesteran menderita luka-luka karena atap ruangan kelas ambrol tertimpa reruntuhan ledakan. Ledakan juga berimbas pada bangunan lantai dua sehingga menyebabkan kaca hancur dan dinding retak bahkan gedung laboratorium yang dipakai untuk kerja sama Badan POM dengan Amerika Serikat yang letaknya tidak jauh dari pusat ledakan juga rusak kendati hanya kacanya. Sejauh ini aparat kepolisian dan Badan POM menyatakan bahwa ledakan bukan dari bom tetapi bahan-bahan yang ada di dalam ruangan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006