Jakarta (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Mantan Menteri Pendidikan periode 1999-2001 Prof. Yahya Muhaimin dan menyatakan bahwa sosoknya merupakan intelektual teladan.

"Beliau adalah guru dan tokoh kami yang rendah hati, bergaul dan ramah menyapa kepada kader muda Muhammadiyah. Beliau sosok intelektual teladan yang menunjukkan kata sejalan tindakan. Meski kritis tetap rendah hati dan tidak tampak aura arogansi dengan keilmuannya yang mumpuni," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Haedar mengatakan Prof. Yahya telah membangun pondasi baik bagi organisasi maupun untuk kajian akademis di Indonesia. Sebagian besar karya-karyanya menjadi rujukan para akademis.

Haedar bercerita ketika buku dari disertasinya mengusik orang di sekitar istana yang berusaha menggugatnya, tetapi Almarhum menempuh jalan yang dianggapnya baik tanpa konfrontasi.

Baca juga: Mantan Mendiknas Yahya A Muhaimin meninggal dunia

Baca juga: Ketum Muhammadiyah minta jajarannya tinjau ulang pelaksanaan PTM


Karya puncak intelektualnya tetap menjadi rujukan penting para pengkaji ekonomi politik Indonesia, yang membalik teori Marxisme.

"Ketika saya studi S2 dan S3 di UGM, beliau banyak memberikan perhatian dan dukungan, disertai pesan-pesan kearifannya yang elegan dan tanpa terkesan menggurui," kata dia.

Menurut Haedar, kepribadian Prof. Yahya begitu moderat dan santun tanpa dibuat-buat, menunjukkan sikap asli pada umumnya kader dan tokoh Muhammadiyah yang menghayati Kepribadian Muhammadiyah.

"Selamat jalan Pak Yahya Muhaimin, jejakmu adalah suluh kecendekiawanan yang autentik bagi kami. Semoga almarhum husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dan ditempatkan di jannatun na'im," kata Haedar.

Selain mantan Menteri Pendidikan, Prof. Yahya pernah menjadi Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah, Anggota PP Muhammadiyah periode 2000-2005, dan Atase Dikbud di Washington DC Amerika Serikat.

Sehari-harinya, Prof. Yahya menjadi dosen dan Guru Besar serta pernah menjadi Dekan di Fisipol UGM. Semasa muda aktif dan menjadi tokoh di Ikatan Pelajar Muhamamdiyah.*

Baca juga: Haedar minta keluarga tanamkan nilai perdamaian dan antikekerasan

Baca juga: PP Muhammadiyah dirikan sekolah di Australia

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022