Tabanan (ANTARA News) - Program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) ditargetkan mempercepat pencapaian swasembada beras untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dari gejolak harga dan kerawanan pangan di dunia.

"Bila GP3K ini berjalan sesuai harapan, maka pada 2012 kita tidak akan mengimpor beras lagi," kata Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Udhoro Kasih Anggoro, pada penanaman perdana padi program GP3K, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Desa Subak Serungge, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat.

Tabanan merupakan salah satu kabupaten yang menjadi proyek percontohan program GP3K PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dari total penugasan seluas 5.000 hektare di provinsi tersebut.

Udhoro mengatakan, pihaknya menargetkan program GP3K mampu mendongkrak produktivitas lahan pertanian sebesar 2-3 juta ton/ hektare. Saat ini, kata dia, rata-rata produktivitas lahan padi secara nasional hanya 5,1 ton/hektare.

Program GP3K, lanjut dia, pada tahun ini melibatkan sekitar 570 ribu hektare sawah di sejumlah propinsi. Dengan peningkatan produktivitas padi, maka ia optimistis target produksi padi tahun ini sebesar 70,6 juta ton bisa tercapai.

"Berdasarkan Ramalan II BPS, produksi padi tahun masih kurang 2,5 juta ton. Namun masih ada musim tanam pada Juli sampe September, yang kami harapkan dengan GP3K bisa menutupi kekurangan tersebut," kata Udhoro.

Oleh karena itu, ia meminta terutama kepada pemerintah daerah dan kelompok tani yang terlibat program GP3K melakukan monitoring setiap minggu dalam 3-4 bulan ini untuk memastikan produksi padi sesuai harapan.

Program GP3K merupakan bentuk dukungan BUMN dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional dengan target surplus beras nasional 10 juta ton dalam kurun waktu 2011-2015.

BUMN yang terlibat antara lain PT Pusri (Holding), PT Sang Hyang Seri, Perum Perhutani, dan PT Inhutani.

Dirut PT Pusri (holding), Arifin Tasrif, mengatakan, keterlibatan BUMN pupuk pada Program GP3K berawal dari Inpres No. 5 tahun 2011, bahwa BUMN harus ikut berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan.

PKT yang merupakan bagian dari PT Pusri Holding mendapat penugasan mendukung GP3K untuk 18.000 hektare sawah yang 5000 hektare diantaranya lahan persawahan di Bali dan sisanya 13.000 hektare di Sulawesi Selatan.

"Total jumlah tonase pupuk yang akan didistribusikan melalui program ini adalah 1.800 ton pupuk urea, 5.400 ton pupuk majemuk serta 9.000 ton pupuk organik per bulan," kata Dirut PKT, Aas Asikin Idat.

Ia mengatakan, saat ini di Bali lahan pertanian yang telah siap tanam mencapai 2.183 hektar dari rencana 5000 hektar. Sedangkan untuk wilayah Sulsel, kata dia, rencana baru tanam pada September.

(R016/M012)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011