Sydney (ANTARA) - Data yang dirilis dari survei pemerintah Australia pada Selasa (8/2) menunjukkan semakin banyak perusahaan di negara itu yang menawarkan cuti berbayar kepada orang tua untuk mengasuh anak.

Data sensus 2020-2021 dari Workplace Gender Equality Agency (WGEA) menunjukkan bahwa tiga dari lima perusahaan di Australia yang memiliki lebih dari 100 karyawan kini menawarkan cuti orang tua berbayar tanpa memandang gender.

Direktur WGEA Mary Wooldridge mengatakan langkah itu akan memberikan manfaat yang besar bagi keluarga dan masyarakat, mengutip literatur bahwa cuti orang tua yang memadai memberikan dampak yang lebih baik bagi orang tua dan anak-anak mereka.

"Perusahaan dapat mengirim pesan tegas kepada para staf mereka bahwa mereka dihargai dan penting bagi masa depan, dan sebagai imbalannya, karyawan akan meningkatkan kepuasan kerja, produktivitas, serta loyalitas."

Perubahan kebijakan di tempat kerja ini mengindikasikan awal dari pergeseran peran ayah sebagai pengasuh utama. Meski masih tetap kalah jauh dibandingkan ibu, jumlah ayah yang mengambil peran pengasuhan naik hampir dua kali lipat dari 2020 hingga 2021, yakni 6,5 persen menjadi 12 persen.

"Mengubah sikap terkait pembagian pekerjaan di rumah dan tempat kerja menjadi pendorong utama untuk mencapai kesetaraan gender."

"Sekarang, saatnya bagi para ayah untuk mengambilnya dan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya," ujar Wooldridge.

Salah satu pria Australia yang mengambil kesempatan tersebut adalah Tristan (33) yang menetap di sebelah barat Sydney dan tinggal di rumah untuk mengasuh kedua putrinya selagi istrinya bekerja.

Dia mengatakan kepada Xinhua bahwa dengan gaji istrinya yang lebih tinggi dan biaya pengasuhan anak yang sangat mahal, alasan utama mereka berdua mengambil keputusan untuk membiarkannya tinggal di rumah.

Dan, meski memiliki banyak waktu bersama anak-anaknya, dia mengatakan dirinya juga menghadapi kesulitan dengan stigmatisasi sebagai laki-laki dalam peran yang pada umumnya diperuntukkan bagi perempuan.

"Saya menghabiskan seluruh waktu untuk mengasuh anak-anak saya. Alhasil, orang tidak menganggap serius pekerjaan Anda, 'kenapa Anda perlu istirahat, bukankah Anda tidak bekerja'," katanya.

Ini juga menyulitkan manakala dia harus berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya. Pasalnya, jaringan pendukung bagi orang tua yang tinggal di rumah didominasi oleh kaum perempuan, yang sering kali enggan menerimanya ke dalam kelompok mereka.

"Saya akan senang melihat lebih banyak pria mengambil keputusan seperti saya... Saya pikir jika Anda bisa menyingkirkan ego Anda, dan mengutamakan orang lain, itu adalah hal terbaik di dunia."
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022