Hanoi (ANTARA) - Pemerintah Vietnam pada Kamis mewanti-wanti bahwa sistem kesehatan mereka bisa saja kewalahan setelah melihat lonjakan kasus harian COVID-19 pascaliburan Tahun Baru Imlek selama sepekan.

Negara Asia Tenggara itu melaporkan hampir 24.000 kasus baru pada Rabu (9/2) dibanding sekitar 15.000 kasus sehari sebelum liburan, ketika jutaan orang pulang kampung dan mengunjungi tempat-tempat wisata.

"Mobilitas yang tinggi akan menyebabkan resiko lebih banyak infeksi di kalangan komunitas seperti risiko penyebaran varian Omicron," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan.

"Jika tak terkontrol dengan lebih baik, jumlah kasus parah akan bertambah, sehingga membebani sistem kesehatan sekaligus menyebabkan kematian yang tak diinginkan."

Lewat pernyataan terpisah, pemerintah menyebutkan bahwa maskapai penerbangan domestik menambah penerbangan malam selama liburan sebab bandara terbesar dipadati para penumpang.

Setelah disanjung lantaran berhasil membendung virus melalui tes massal dan pelacakan kontak yang ketat selama pandemi tahun pertama, Vietnam dihantam gelombang infeksi dan kematian COVID sejak Mei tahun lalu.

Pada saat itu selagi rumah sakit pemerintah kewalahan, otoritas mengimbau rumah sakit swasta agar merawat pasien COVID-19.

Hingga kini Vietnam mencatat 2,4 juta kasus dan 38.000 lebih kematian COVID-19. Sekitar sepertiga dari 98 juta populasi di Vietnam sudah disuntik vaksin COVID.

Pemerintah pada Senin mulai membuka kembali sekolah-sekolah di seluruh wilayah, saat otoritas mengumumkan sejumlah rencana untuk memulai program vaksinasi COVID anak.

Sumber: Reuters
Baca juga: Sekolah di Vietnam kembali dibuka
Baca juga: China karantina kota di perbatasan Vietnam saat COVID meningkat
Baca juga: Vietnam temukan kasus lokal pertama varian Omicron

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022