Mandalika bukan proyek gagah-gagahan, melainkan didedikasikan untuk masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat NTB.
Jakarta (ANTARA) - Deputi I Kantor Staf Presiden Febry Calvin Tetelepta menekankan bahwa pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika tidak berhenti pada ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia.

Dijelaskan pula dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, bahwa MotoGP yang akan digelar di Sirkuit Mandalika pada bulan Maret 2022 itu akan banyak agenda nasional dan internasional yang akan digelar.

Febry berharap kegiatan tersebut bisa melahirkan pertumbuhan ekonomi baru.

"MotoGP ini hanya permulaan saja. Nantinya akan ada banyak lagi event berskala nasional dan internasional. Oleh karena itu, butuh dukungan seluruh elemen masyarakat agar bisa melahirkan multiplier effect yang bersifat jangka panjang," ujarnya.

Menurut Febry, salah satu kunci untuk menumbuhkan efek pengali dari pengembangan Mandalika, yakni melalui pemberdayaan masyarakat lokal. Hal ini sesuai dengan komitmen dan arahan Presiden RI Joko Widodo saat menetapkan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

"Sejak awal pengembangan Mandalika dirancang secara holistik. Pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat lokal harus dilakukan secara beriringan," tuturnya.

Febry menyebutkan terdapat banyak sektor pendukung kegiatan pariwisata yang akan merasakan dampak pengali dari pengembangan Mandalika.

Ia lantas mencontohkan konstruksi, penyedia akomodasi, makan dan minum, serta transportasi dan UMKM.

"Kegiatan-kegiatan ini tentunya akan melibatkan masyarakat lokal. Intinya Mandalika bukan proyek gagah-gagahan, melainkan memang didedikasikan untuk masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat NTB," kata Febry.

Baca juga: Impresi awal para pebalap MotoGP terhadap Sirkuit Mandalika

Baca juga: Para pebalap mampu melaju lebih kencang di hari kedua tes Mandalika

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022