New York (ANTARA News) - Kepolisian New York (NYPD) berdasarkan hasil forensik menyatakan bahwa Bambang Wielianto, yang ditemukan tidak bernyawa di lantai dasar gedung KJRI New York Minggu lalu, tewas karena bunuh diri. KJRI New York Selasa petang sudah mendapat konfirmasi melalui Detektif Thomas Hovogin dari Kepolisian Precinct 19 Manhattan mengenai hasil forensik. Plt. Konsul Jenderal RI New York, Harbangan Napitupulu mengakui bahwa hasil uji forensik sudah dilakukan oleh tim medis yang ditunjuk NYPD. "Berkas hasil forensiknya akan diberikan langsung kepada keluarga Bambang, atau diwakili KJRI jika mendapat suara kuasa," kata Harbangan. Dari laporan NYPD disebutkan bahwa Bambang mencoba melakukan bunuh diri dengan memotong urat nadi pada lengan kirinya. Karena masih tetap sadar, ia kemudian mengambil pisau di dapur KJRI dan beberapa kali menusukkan tubuhnya hingga akhirnya tewas. Bambang Wielianto (36) adalah warga negara Indonesia yang datang ke New York 13 Desember lalu dengan menggunakan visa turis. Pada Jumat (27/1) lalu ia datang ke Kantor KJRI dan menyatakan ingin bisa segera kembali ke Indonesia. Karena baru mendapat `seat` pesawat pada 1 Februari, Bambang meminta untuk bisa menginap di Gedung KJRI dan kemudian mendapat tempat di salah satu ruang di lantai dasar. Setelah sempat dua malam di KJRI, pada Minggu pagi Bambang ditemukan sudah tewas di ruang tempatnya menginap. Polisi New York juga telah melakukan pemerikasan di tempat kejadian perkara setelah mendapat izin dari pihak KJRI New York. Video kamera Peristiwa pada Minggu pagi itu sendiri tidak terekam oleh video kamera di Gedung KJRI New York. Di gedung tersebut terdapat lima kamera pemantau, yakni dua di bagian depan, satu di dapur, satu di loket konsuler, dan satu di ruang rapat. Di ruangan tempat Bambang menginap tidak ada kamera pemantau. Menurut sumber ANTARA di KJRI New York, peralatan kamera pemantau di gedung tersebut sudah berusia hampir 20 tahun dan tidak dilengkapi dengan perekam dengan sensor gerak otomatis. (*)

Copyright © ANTARA 2006