Jakarta (ANTARA News) - Tim Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Kepulauan Seribu melakukan uji laboratorium terhadap minyak mentah yang mencemari empat pulau di Kepulauan Seribu.

Menurut KLH Kepulauan Seribu, Bowo Suroso, Senin (8/7), pencemaran terbesar terjadi di empat pulau, yakni Pulau Pari, Pulau Payung, Pulau Tidung Kecil, dan Pulau Tidung Besar.

"Tekstur minyak mentah yang terdapat di empat pulau semuanya sama. Sampel yang kita ambil akan diuji lab untuk mengetahui asal minyak mentah tersebut," jelas Bowo.

Selain uji lab, pihaknya juga akan berusaha mengetahui pelaku pencemaran melalui foto satelit.
"Bila bukti-bukti sudah kuat, pelaku akan kita seret ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," ujar Bowo.

Pencemaran terbesar terjadi di Pulau Payung dengan luas permukaan laut tertutup cairan sekitar 100 meter persegi. "Gumpalan memiliki 0.5 senti meter di atas permikaan laut. Cairan itu hampir ada di sepanjang pantai Pulau Payung," katanya.

Bupati Kepulauan Seribu Achmad Ludfi mengatakan pencemaran tersebut telah mengancam kelangsungan nelayan dan wisata Kepulauan Seribu. Akibatnya sangat merugikan, terutama kelestarian ekosistem laut.

"Saya mendukung penuh langkah untuk mencari pelaku pencemaran dan melakukan penuntutan," tegasnya.

Dampak dari pencemaran tersebut, ribuan bibit mangrove yang ditanam di pantai selatan Pulau Pari, terancam mati. Pasalnya, tanaman yang menjadi penopang utama gerusan abrasi bibir pantai pulau tersebut diserang pencemaran tumpahan minyak mentah.

"Ceceran minyak mentah itu sudah menyerang sekitar lima ribu bibit pohon mangrove di selatan Pulau Pari, dan sampai saat ini belum ada upaya pembersihan minyak mentah tersebut dari laut," ungkap Mugiyanto, salah satu anggota Lembaga Musyawarah Keluarahan (LMK) Pulau Pari.(ANT*008)



Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011