Kalau untuk LDR idealnya itu sebutlah 90 persen-91 persen maka sesungguhnya dari sisi likuiditas maupun dari sisi capital punya peluang dan punya kemampuan untuk tumbuh secara agresif
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) siap untuk mendukung penyaluran kredit bagi sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) guna menggerakkan kinerja perekonomian.

Sektor UMKM telah menjadi perhatian pemerintah seiring dengan target penyaluran kredit UMKM nasional di sektor perbankan hingga 30 persen dari total pembiayaan Rp1.800 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso dalam pernyataan resmi di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa masih terdapat ruang bagi BRI untuk melakukan ekspansi kredit seiring dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI saat ini yang berada di angka 83 persen.

"Kalau untuk LDR idealnya itu sebutlah 90 persen-91 persen maka sesungguhnya dari sisi likuiditas maupun dari sisi capital punya peluang dan punya kemampuan untuk tumbuh secara agresif. Tinggal sekarang loan demand-nya itu yang harus kita petakan dengan baik,” papar Sunarso.

Dari segi permodalan, ia memaparkan BRI punya rasio kecukupan modal (CAR) 25,28 persen atau tiga kali lipat di atas threshold yang diatur Bank Indonesia (BI). Terlebih, BRI baru saja mendapatkan tambahan modal melalui proses rights issue dengan perseroan mendapat dana segar dari investor publik sebesar Rp41 triliun.

Sementara itu, porsi kredit UMKM BRI telah mencapai 83,86 persen. Dengan strategi transformasi dalam blueprint BRIVolution 2.0 yang sedang dijalankan BRI saat ini, Sunarso optimistis porsi kredit UMKM di perseroan bisa menyentuh 85 persen pada 2024.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong adanya peningkatan kredit UMKM nasional, seiring adanya perbaikan demand side di sektor tersebut.

Ia pun mengharapkan aspek permodalan UMKM yang porsinya baru menyentuh 18,4 persen atau Rp1.200 triliun dapat meningkat melalui kontribusi dan kapabilitas BRI yang berpengalaman mengucurkan modal dan memberdayakan UMKM Indonesia.

"Kita melihat bahwa BRI adalah salah satu yang memberikan loan besar kepada sektor UMKM. Karena tidak semua perbankan konsentrasinya pada usaha kecil dan menengah, sehingga dari segi pemerintah mungkin yang penting agregat-nya. Karena kita tidak melihat bahwa semua one size fit for all, tapi yang jadi target pemerintah adalah total agregat," katanya.

Di sisi lain, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menambahkan kontribusi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dalam peningkatan porsi kredit UMKM saat ini telah mencapai 11,5 persen.

Realisasi itu memperlihatkan bahwa lebih dari separuh porsi kredit UMKM berada di tangan empat bank milik negara tersebut. Angka ini, kata Tiko, panggilan akrab Kartika, diharapkan bisa terus meningkat seiring pertumbuhan bisnis Himbara yang terus menguat.

"Dari sisi nasional UMKM Himbara ini telah mencapai 62,5 persen dari UMKM nasional. Tentunya tadi untuk mencapai target 30 persen dari total balance kredit nasional Himbara akan menjadi komponen utama untuk bisa mencapai target dari tercapainya 30 persen kredit nasional di kredit UMKM," katanya.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan strategi business follow stimulus yang selama ini diterapkan BRI turut mempercepat pemulihan sektor UMKM.

Pencapaian ini tercermin dari kepercayaan yang diterima BRI sebagai bank terbesar yang mendapat alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pada 2022, alokasi KUR BRI menyentuh Rp260 triliun atau setara 70 persen dari total nilai KUR yang sebesar Rp373,17 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan alokasi tahun sebelumnya sebesar Rp195,59 triliun.

Baca juga: BRI dinobatkan sebagai merek bank paling bernilai di Indonesia
Baca juga: Airlangga harap BRI wujudkan porsi 30 persen kredit UMKM di 2024
Baca juga: BRI optimis mampu tambah 5 juta nasabah UMi baru tahun ini

Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022