Saat ini, kita telah tampil sebagai salah satu negara demokrasi yang paling stabil dan mapan di Asia. Negara kita juga tercatat sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia,
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, saat ini Indonesia memiliki peluang sangat baik untuk menjadi salah satu negara dengan skala ekonomi sepuluh terbesar di dunia dalam dua sampai tiga dasawarsa mendatang.

"Semua prestasi yang kita capai dalam tahun-tahun terakhir ini menegaskan satu kepercayaan, bahwa jalan menuju masa depan yang lebih baik itu berada di depan kita, untuk kita jalani bersama," kata Presiden dalam sidang paripurna bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung MPR/DPR Senayan Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, dengan kepercayaan diri yang penuh namun tetap rendah hati, Presiden bisa memastikan bahwa Indonesia bukan negara yang berada di bibir jurang kegagalan dan kebangkrutan.

Menurut presiden, persepsi diri tentang negara gagal sesungguhnya telah sirna, setelah Indonesia berhasil sepenuhnya keluar dari krisis multi-dimensional yang berlangsung selama 1998-1999.

Ia menambahkan pada saat ini Indonesia juga menghadapi konflik komunal berbasis etnik dan agama di sejumlah daerah. "Dan sama seriusnya dengan semua itu, kita juga menghadapi ancaman disintegrasi teritorial. Itulah saat di mana fenomena negara gagal dan bangkrut berada di depan mata kita," katanya.

Presiden mengatakan, dalam sepuluh tahun era reformasi, Indonesia berhasil melewati arus sejarah yang tidak mudah. Indonesia dinilai mampu menjawab tantangan zaman dan tuntutan rakyat untuk melakukan perubahan-perubahan yang fundamental.

"Saat ini, kita telah tampil sebagai salah satu negara demokrasi yang paling stabil dan mapan di Asia. Negara kita juga tercatat sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," katanya.

Di Asia Tenggara, saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan skala ekonomi terbesar. "Kini, banyak pihak menyebut Indonesia sebagai emerging economy, bukan ekonomi dunia ketiga yang selama lebih dari 60 tahun selalu diasosiasikan dengan negara kita," demikian presiden SBY.
(H016)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011